Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Penggelapan BBM Pelabuhan Tanjung Perak, Terdakwa Buang ke Laut Saat Harga Jual Rendah

Kompas.com - 11/02/2023, 11:39 WIB
Achmad Faizal,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Edi Setiawan, terdakwa saksi kunci perkara penggelapan BBM di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya diperiksa sebagai saksi untuk terdakwa lainnya di Pengadilan Negeri Surabaya dalam sidang lanjutan, Jumat (10/2/2023).

Dalam kesaksiannya, Edi mengaku kerap membuang BBM jenis solar yang digelapkan ke laut. Pembuangan BBM tersebut karena harga jualnya rendah.

"Daripada dijual dengan harga rendah lebih baik dibuang ke laut agar tidak ketahuan," kata Edy di hadapan majelis hakim yang dipimpin Sutrisno.

Baca juga: Kasus Penggelapan BBM di Tanjung Perak, Jaksa Ungkap Hasil Investigasi PPATK

Dalam persidangan tidak diungkap berapa volume BBM yang kerap dibuang ke laut oleh Edi dan kawan-kawannya

Pernyataan Edi tersebut menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Estik Dilla Rahmawati yang menanyakan berapa harga jual BBM yang digelapkan Edy dan kawan-kawannya dari tangki kapal milik PT Meratus Line.

Dia juga menyebut, BBM hasil penggelapan tersebut terakhir dijual dengan Rp 2.750 per liter ke PT Bahana Line.

PT Bahana Line adalah vendor yang memasok bahan bakar minyak (BBM) jenis MFO (marine fuel oil) dan HSD (high speed diesel) untuk kapal-kapal PT Meratus Line sejak 2015.

PT Bahana Line selama ini menjual BBM untuk kapal-kapal PT Meratus Line dengan harga untuk sektor industri Rp 10.500 per liter.

Baca juga: Saksi Sebut Penggelapan BBM Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Hasilkan Rp 600 Juta Per Bulan

Dalam persidangan tersebut, JPU Uwais Deffa I Qorni mencecar Edi tentang siapa sosok yang menentukan harga jual tersebut.

Edi mengaku pernah meminta kenaikan harga jual BBM yang digelapkan kepada pihak PT Bahana Line. Lalu dia diarahkan kepada seorang bernama Muhammad Halik.

Namun, kata Edi, ternyata Halik pun tidak bisa memutuskan masalah harga dan meminta Edi menunggu jawaban harga yang terlebih dulu akan ditanyakan.

“Saya pernah telepon (Halik), katanya mau tanya dulu,” ujar Edi.

“Ditanyakan ke siapa?” kejar Uwais. “Enggak tahu kemana. ‘Saya tanya dulu nanti saya kabari’. Gitu,” lanjut Edi menirukan perkataan Halik di telepon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Khofifah Teken UMK Jatim 2024 Jumat Dini Hari, Buruh Tuntut Kenaikan 15 Persen

Khofifah Teken UMK Jatim 2024 Jumat Dini Hari, Buruh Tuntut Kenaikan 15 Persen

Surabaya
Tukang Bakwan di Situbondo Dianiaya 2 Pemuda

Tukang Bakwan di Situbondo Dianiaya 2 Pemuda

Surabaya
Kembangkan Ekowisata, Komunitas Nelayan Tanam Pohon di Bantaran Sungai Brantas Jombang

Kembangkan Ekowisata, Komunitas Nelayan Tanam Pohon di Bantaran Sungai Brantas Jombang

Surabaya
Fenomena di Lamongan Hari Ini, Ada Hujan Es dan Angin Kencang

Fenomena di Lamongan Hari Ini, Ada Hujan Es dan Angin Kencang

Surabaya
Oknum Buruh Tendang Satpol PP Saat Aksi Unjuk Rasa di Surabaya

Oknum Buruh Tendang Satpol PP Saat Aksi Unjuk Rasa di Surabaya

Surabaya
Saat Akses Jalan Kota Surabaya Sempat Lumpuh karena Demonstrasi Buruh

Saat Akses Jalan Kota Surabaya Sempat Lumpuh karena Demonstrasi Buruh

Surabaya
Jelang Akhir Hayatnya, Mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Masih Berpikir Memajukan Daerah

Jelang Akhir Hayatnya, Mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Masih Berpikir Memajukan Daerah

Surabaya
DPRD Usulkan 3 Nama Calon Pj Gubernur Jatim Pengganti Khofifah

DPRD Usulkan 3 Nama Calon Pj Gubernur Jatim Pengganti Khofifah

Surabaya
Baru Bekerja Sekitar 2 Bulan, ART Kuras Uang Tunai Majikan di Surabaya

Baru Bekerja Sekitar 2 Bulan, ART Kuras Uang Tunai Majikan di Surabaya

Surabaya
Ungkap Pesan Terakhir Eddy Rumpoko, Istri: Bapak Bilang Habis Ini Aku Pulang ke Kota Batu

Ungkap Pesan Terakhir Eddy Rumpoko, Istri: Bapak Bilang Habis Ini Aku Pulang ke Kota Batu

Surabaya
PT KAI Daop 7 Sedikan 5 KA Tambahan dengan 52.524 Kursi selama Libur Nataru

PT KAI Daop 7 Sedikan 5 KA Tambahan dengan 52.524 Kursi selama Libur Nataru

Surabaya
Megawati Sebut Penguasa seperti Era Orba, Anas: Jangan Sampai Demokrasi Mundur

Megawati Sebut Penguasa seperti Era Orba, Anas: Jangan Sampai Demokrasi Mundur

Surabaya
ASN Bondowoso Diduga Menipu dengan Modus Proyek Renovasi

ASN Bondowoso Diduga Menipu dengan Modus Proyek Renovasi

Surabaya
Bawaslu Kabupaten Malang Temukan 2 Pelanggaran pada Hari Pertama Kampanye

Bawaslu Kabupaten Malang Temukan 2 Pelanggaran pada Hari Pertama Kampanye

Surabaya
Kendala yang Bikin Pemuda Hilang di Gunung Kelud Tak Kunjung Ditemukan

Kendala yang Bikin Pemuda Hilang di Gunung Kelud Tak Kunjung Ditemukan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com