LUMAJANG, KOMPAS.com - As roda bagian depan truk pengangkut pasir patah usai mengambil pasir di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/2/2023).
Saat itu, posisi truk tengah melintasi sungai yang menjadi aliran lahar dingin Semeru sekira pukul 16.51 WIB.
Akibatnya, truk tidak bisa digerakkan. Bersamaan dengan itu, banjir lahar dingin Gunung Semeru datang menerjang.
Baca juga: Terdampak Hujan Abu karena Erupsi Gunung Semeru, Warga: Ganggu Penglihatan, Apalagi Kalau Naik Motor
Awalnya, sopir truk itu masih berusaha mengeluarkan truk tersebut dari jalur lahar. Namun, debit air yang semakin besar membuat truk tersebut terjebak.
Beruntung, sopir truk berhasil keluar dari kendaraan tepat waktu. Sehingga, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: 4 Daerah Aliran Sungai Berpotensi Dilewati APG Semeru, Warga Diminta Waspada
Salah satu penambang, Zaeni mengatakan, sebelum banjir menerjang, ia dan para penambang lainnya sudah memperingatkan sopir truk itu untuk segera keluar dari area sungai mengingat kawasan gunung sudah terlihat gelap. Namun, peringatan itu tak dihiraukan oleh sopir truk tersebut.
"Enggak kenal, enggak ada yang kenal. Tapi tadi kita peringatkan, tapi tidak dihiraukan. Ya namanya sama-sama penambang walaupun enggak kenal tetap harus saling mengingatkan," kata Zaeni di Lumajang, Rabu (8/2/2023).
Diketahui, banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu sore terekam seismograf milik PVMBG dengan amplitudo maksimal 5 - 20 milimeter dan berdurasi 501 - 1.371 detik.
Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengimbau para penambang untuk selalu mematuhi arahan petugas.
Sebab, potensi banjir lahar dingin Gunung Semeru masih cukup besar. Apalagi, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi kerap menguyur kawasan puncak Gunung Semeru.
"Kami selalu ingatkan agar para penambang tidak ngeyel. Apabila cuaca sudah mendung kami imbau untuk segera meninggalkan aliran sungai demi kebaikan kita semua," imbaunya.
Sampai berita ini ditulis, truk belum bisa dievakuasi. Sementara, getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru sudah tidak terekam di seismograf.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.