Selain itu, selama bertugas, menurut Cak Thoriq, banyak orang yang tiba-tiba menyapanya dan mengajak foto bersama.
Orang-orang yang menyapanya itu ternyata bukan warga Lumajang. Melainkan, orang-orang dari luar Provinsi Jawa Timur hingga luar pulau.
"Saya kan keliling ke titik-titik pintu ketika acara sudah akan berakhir bersama beberapa teman-teman banser. Ternyata ada beberapa undangan vvip itu yang tidak masuk ya akhirnya dia ngopi aja diluar sambil mendengarkan dari luar.
Baca juga: Pohon Tumbang di Ranupane Tutup Jalur Alternatif Lumajang-Malang
"Ya waktu keliling itu banyak yang menyapa mungkin kenal saya ya dari media sosial Facebook atau YouTube. Dari mana-mana, ada dari Lampung, Jambi, Jawa Tengah," ujarnya.
Lebih lanjut, Thoriq berpesan kepada seluruh kader NU di seluruh Indonesia bahwa momentum perayaan satu abad NU itu hendaknya dijadikan penambah semangat dalam mengabdikan diri kepada NU dan Negara Kesaturan Republik Indonesia.
"Sebagai kader NU, Mengabdi di NU sebagai kader NU itu tidak boleh diperhadapkan dengan posisi apa pun. Dimana pun fungsi dan tugas yang kita jalani, selama kita jadi kader NU ya optimalisasi mengabdi ya dimulai dari situ. Jadi begitu NU memanggil kita harus terpanggil," pungkas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang