Salin Artikel

Cerita Bupati Lumajang Berseragam Banser Saat Acara 1 Abad NU, Menginap di Stadion sejak H-4 hingga Amankan Tamu VVIP

Thoriq tidak berdiri di barisan para pejabat, namun dia justru melakukan tugas pengamanan di pintu utama VVIP dengan seragam Banser NU-nya.

Kepada Kompas.com, Bupati Thoriq mengatakan bahwa posisinya adalah kader NU sekaligus Komandan Banser Lumajang.

Saat acara puncak peringatan Thoriq diamanahi menjadi petugas oleh Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser.

"Saya ini komandan banser Lumajang, jadi masuk dalam penugasan yang ditunjuk langsung oleh satkornas. Kebetulan saya dapat tugas penugasan pengamanan pintu utama VVIP," kata Thoriq di Lumajang, Rabu (8/2/2023).

Tugas tersebut dijalaninya dengan penuh semangat sebagai kader NU.

"Juga saya ini kader NU, bagi saya ada ranah ideologis yang itu menjadi hiroh (semangat) perjuangan yang melekat dan harus saya kuatkan sebagai kader NU," imbuhnya.

Thoriq bercerita, untuk mengamankan arena perayaan satu abad NU, ia sudah berada di Sidoarjo sejak H-4 kegiatan.

Sejak itu pula, Thoriq menginap di sekitar stadion bersama ribuan pasukan banser lainnya.

"Jumat berangkat dan mulai itu saya bertugas pengamanan sampai malam ya tidurnya ngemper bareng teman-teman yang lain. Enggak ada fasilitas khusus sebagai kepala daerah, wong id card saya juga petugas keamanan," ceritanya.

Bupati yang akrab disapa Cak Thoriq ini menjelaskan, tugasnya dalam resepsi perayaan satu abad NU adalah mengamankan area pintu utama.

Selain mengamankan area luar pintu utama, Thoriq dan regu bansernya juga turut menyiapkan serta memastikan tamu undang VVIP seperti presiden dan para pejabat lainnya duduk di tempat yang disediakan.

"Id card saya sebagai pengaman area utama jadi saya ini menyiapkan bupati, wali kota, menteri, gubernur, presiden posisi duduknya. Memastikan bahwa mereka semua dapat tempat yang benar. Konfirmasi jika ada yang belum datang sesuai daftar undangan yang ada, kemudian mengamankan di pintu utama," jelasnya.

Thoriq juga berbagi pengalamannya saat bertugas mengamankan kegiatan. Saking banyaknya warga Nahdliyin yang datang ke Stadion Gelora Delta Sidoarjo, beberapa tamu VVIP kesulitan masuk.

Selain itu, selama bertugas, menurut Cak Thoriq, banyak orang yang tiba-tiba menyapanya dan mengajak foto bersama.

Orang-orang yang menyapanya itu ternyata bukan warga Lumajang. Melainkan, orang-orang dari luar Provinsi Jawa Timur hingga luar pulau.

"Saya kan keliling ke titik-titik pintu ketika acara sudah akan berakhir bersama beberapa teman-teman banser. Ternyata ada beberapa undangan vvip itu yang tidak masuk ya akhirnya dia ngopi aja diluar sambil mendengarkan dari luar.

"Ya waktu keliling itu banyak yang menyapa mungkin kenal saya ya dari media sosial Facebook atau YouTube. Dari mana-mana, ada dari Lampung, Jambi, Jawa Tengah," ujarnya.

Lebih lanjut, Thoriq berpesan kepada seluruh kader NU di seluruh Indonesia bahwa momentum perayaan satu abad NU itu hendaknya dijadikan penambah semangat dalam mengabdikan diri kepada NU dan Negara Kesaturan Republik Indonesia.

"Sebagai kader NU, Mengabdi di NU sebagai kader NU itu tidak boleh diperhadapkan dengan posisi apa pun. Dimana pun fungsi dan tugas yang kita jalani, selama kita jadi kader NU ya optimalisasi mengabdi ya dimulai dari situ. Jadi begitu NU memanggil kita harus terpanggil," pungkas dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/08/105810478/cerita-bupati-lumajang-berseragam-banser-saat-acara-1-abad-nu-menginap-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com