Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Campak Rubella di Kota Malang Meningkat, Dinkes Imbau Warga Tetap Waspada

Kompas.com, 1 Februari 2023, 13:51 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit campak dan rubella yang meningkat di sejumlah wilayah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang, terdapat peningkatan kasus di wilayah itu selama 2021 dan 2022.

Baca juga: Berulang Kali Gagal Ditangkap Polisi, Terduga Pembunuh di Malang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kepala Dinkes Kota Malang Husnul Muarif menyampaikan, terdapat 19 kasus penyakit campak dan rubella di Kota Malang pada 2021. Sementara pada 2022, terdapat 48 kasus.

Husnul mengaku belum mendapat laporan terkait data kasus pada awal 2023. Menurutnya, data pada dua tahun lalu itu menunjukkan penyakit campak dan rubella masih ada di Kota Malang.

"Artinya, kasus campak masih ada, karena masih ada wilayah yang capaian vaksinasi/ imunisasi campak masih rendah. Sehingga sebagai tindak lanjutnya, kami berupaya terus mengedukasi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi campak," kata Husnul di Malang, Rabu (1/2/2023).

Pada 2022, Dinas Kesehatan Kota Malang terus menggencarkan imunisasi measles rubella (MR) terhadap bayi dan anak bawah dua tahun (baduta). 

"Seperti pada bayi, bulan Desember ada 993 bayi, bulan November ada 1.042 bayi, bulan Oktober 1.305 bayi. Terus yang baduta, bulan Desember ada 661 baduta, bulan November ada 836 baduta, bulan Oktober 766 baduta. Selain itu, untuk imunisasi BIAS juga terus kita lakukan," katanya.

Sementara itu, Dinkes Kota Batu menyebut, kasus campak rubella di daerah itu tak signifikan.

Kepala Dinkes Kota Batu Kartika Tri Sulandri mengatakan, terdapat empat kasus campak rubella pada 2022. Semua kasus itu berada di Kecamatan Bumiaji.

Meski begitu, ia belum bisa membeberkan data pada 2020 dan 2021.

"Tetapi ini tetap menjadi perhatian, karena kasus campak ada di Kota Batu, sehingga perlu lebih diwaspadai supaya tidak muncul kasus baru," kata Kartika.

Kartika menyebut, kasus campak dan rubella belum ditemukan pada 2023. Namun, pihaknya terus melakukan imunisasi campak dan rubella kepada anak-anak di Kota Batu agar membentuk herd immunity.

Kartika mengimbau, kepada seluruh masyarakat yang memiliki anak diwajibkan melakukan imunisasi. Mulai dari umur 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD.

Capaian imunisasi lanjutan campak dan rubella di Kota Batu mencapai 87 persen untuk usia 18 bulan pada 2022. Sedangkan imunisasi bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) kelas 1 SD sebanyak 97 persen.

"Memang ada anak-anak yang belum mendapat imunisasi campak karena beberapa hal, seperti ada yang menolak, pindah ke luar Kota Batu, tidak sempat karena sakit dan lain sebagainya," katanya.

Baca juga: Polisi Tetapkan 7 Tersangka Kericuhan di Kantor Arema FC Malang, Ini Peran Mereka

Sebagai informasi, campak merupakan penyakit saluran pernapasan yang menular akibat virus. Penularannya melalui droplet atau percikan pernapasan.

Gejala awal berupa demam, batuk, pilek, mata merah dan berair. Pun, muncul ruam pada kulit serta bercak putih keabuan di pipi bagian dalam. Campak juga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau