Samanhudi adalah Wali Kota Blitar terpilih selama dua periode, 2010-2015 dan 2015-2020. Namun pada 2018, Samanhudi ditangkap KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan dan didakwa menerima suap terkait pembangunan gedung SMPN 3 Kota Blitar.
Wali Kota Blitar Santoso yang terpilih pada pilkada serentak 2020, sebelumnya adalah wakil wali kota Blitar mendampingi Samanhudi pada periode kedua.
Pemilu Daerah Kota Blitar pada 2020 diduga menjadi momen yang membuat Samanhudi merasa dikhianati oleh Santoso yang memilih menerima rekomendasi DPP PDI Perjuangan untuk maju dalam pilkada.
Baca juga: Polisi Minta Warga Blitar Tak Terprovokasi Penangkapan Mantan Wali Kota Blitar
Padahal, dari balik jeruji penjara, Samanhudi mendorong anak sulungnya, Henry Pradipta Anwar, untuk maju sebagai calon wali kota Blitar.
Samanhudi yang juga pernah menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar selama beberapa periode menghendaki Santoso mendampingi Henry.
Hal itu terlihat pada momen Henry dan Santoso mendatangi Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Blitar dengan diarak ribuan pendukung untuk mendaftar sebagai pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Blitar pada September 2019.
Namun, beberapa bulan kemudian pihak DPP PDI Perjuangan memberikan rekomendasi resmi justru kepada pasangan Santoso - Tjutjuk Sunario sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Blitar yang diusung PDI Perjuangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.