Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Cakupan Imunisasi MR, Dinkes Surabaya: Sudah 46 Anak Terjangkit Campak

Kompas.com - 26/01/2023, 18:15 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya mengendalikan penyakit campak dengan melakukan pemberian tambahan imunisasi measles rubella (MR) melalui rekomendasi pelaksanaan outbreak response immunization (ORI).

Imunisasi MR menjadi salah satu upaya pencegahan penularan penyakit campak, serta proteksi tambahan bagi anak yang berisiko.

Baca juga: Kasus Stunting di Surabaya Diklaim Turun Signifikan dalam 2 Tahun

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, pemberian imunisasi rutin terus digiatkan untuk memastikan setiap sasaran terfasilitasi secara optimal.

"Pelaksanaan sweeping (door to door) bagi sasaran yang belum diimunisasi, juga terus dilakukan untuk menjamin pemerataan cakupan di masing-masing wilayah di Kota Surabaya," kata Nanik di Surabaya, Kamis (26/1/2023).

Nanik mengaku terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit campak secara rutin dan konsisten.

Salah satunya, melalui pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada Agustus-Oktober 2022, dengan memberikan imunisasi MR dan melengkapi status imunisasi yang belum lengkap kepada sasaran anak usia 9-59 bulan.

"Kegiatan BIAN secara serentak dilakukan untuk meningkatkan herd immunity terhadap penyakit campak," ujar Nanik.

Adapun langkah-langkah yang terus dilakukan dalam surveilans aktif campak di lapangan, yakni meningkatkan kewaspadaan jika menemukan suspek campak yang ditandai dengan gejala demam dan ruam.

Selanjutnya, petugas kesehatan akan melakukan pengambilan sampel serum, penyelidikan epidemiologi, pencatatan, dan pelaporan secara individual.

"Upaya ini dilakukan secara agresif sejak akhir tahun 2022, mengingat adanya risiko penularan melalui wilayah perbatasan Surabaya yang terindikasi ada peningkatan kasus sejak TW 3-4 tahun 2022 di wilayah tersebut," ujar Nanik.

Nanik mengaku, kasus konfirmasi penyakit campak di Kota Pahlawan didominasi anak-anak di wilayah Surabaya Utara.

Penyakit campak tersebut disebabkan virus RNA dari genus morbillivirus dari keluarga paramyxoviridae. Virus tersebut mudah mati karena panas dan cahaya.

"(Di Surabaya Utara) sudah ada, terakhir 46 (anak terjangkit penyakit campak), tapi sudah sembuh semua per Desember 2022 kemarin, di mana sebagian besar dari kasus tersebut mempunyai riwayat perjalanan dari wilayah perbatasan Surabaya," kata Nanik.

"Kasus itu limpahan dari tetangga pulau, karena Madura saat ini ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Untuk Januari 2023 sekarang belum ada konfirmasi kasus," ungkap Nanik.

Untuk mengantisipasi penularan penyakit campak, pihaknya melibatkan seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), meliputi puskesmas, rumah sakit, dan klinik.

Fasyankes diminta bergerak cepat melaporkan setiap kasus yang berkunjung ke fasyankes dengan gejala demam dan ruam yang akan dikelompokkan sebagai suspek campak.

"Selanjutnya akan ditatalaksana dengan pengambilan dan pemeriksaan serum darah serta PE untuk pelacakan di lapangan," terang dia.


Kenali gejala penyakit campak

Oleh sebab itu, Nanik meminta masyarakat mengenali ciri-ciri atau gejala penyakit campak yang harus diwaspadai para orang tua.

Di antaranya, panas badan biasanya kurang lebih 38 derajat celcius selama tiga hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih, terdapat gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair.

"Bercak kemerahan/rash/ruam yang dimulai dari belakang telinga berbentuk makulopapular selama tiga hari atau lebih, beberapa hari kemudian (empat-tujuh hari) akan menyebar ke seluruh tubuh," terang dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Surabaya
Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Surabaya
Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Surabaya
Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com