KOMPAS.com - Polda Jatim berhasil menangkap tiga dari lima pelaku perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso setelah melakukan penyelidikan selama 24 hari.
Mereka adalah NT (52), AJ (57) dan AS (52). Sementara dua orang yang buron adalah Oki Supriadi dan Medi Afrianto.
Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro menyebut para pelaku kerap melakukan aksi perampokan di beberapa wilayah di kawasan Jawa Timur.
Komplotan tersebut merampok rumah dinas Wali Kota Blitar pada 12 Desember 2022. Sebulan sebelumnya, tepatnya Senin (11/11/2022), para pelaku merampok perusahaan rokok ternama yang berkantor di Pasuruan dan membawa kabur uang Rp 200 juta.
Menurut Kompol Trie Sis, komplotan tersebut memiliki keberanian yang lebih untuk menjalankan aksi kejahatan kelas berat karena sudah berkali-kali keluar masuk penjara.
Trie Sis juga menjelaskan para komplotan menargetkan lokasi bangunan yang dianggap memiliki sistem keamanan yang lemah. Salah satunnya adalah rumah dinas.
"Iya karena mereka kerap keluar masuk penjara. Kecenderungannya memiliki keberanian untuk melakukan perampokan. Mereka residivis berbagai wilayah, (termasuk) di Papua. Iya berani berdasar pengalaman," kata dia, Kamis (14/1/2023).
Mereka memarkirkan mobil di dekat rumah dinas untuk melihat berapa jumlah orang yang berjaga, mempelajari situasi di dalamnya dari luar.
Termasuk menentukan, kapan saja waktu yang tepat aktivitas; lalu lalang para petugas jaga di dalam rumah dinas tersebut, mulai berhenti.
"Karena itu menyandera. Kan seminggu sebelum kejadian mereka sudah gambar, rumah wali kota. Lalu waktu kejadian mereka langsung masuk dan penjaganya lagi tidur, Satpol PP itu, langsung disekap, ditali, satu korban disuruh menunjuk nunjukin lokasi," jelasnya.
Baca juga: Polisi Sebut Perampok Rumdin Wali Kota Blitar Rencanakan Aksinya dari Lapas Sragen
Bahkan selama kurun waktu sepekan itu, para pelaku juga mempelajari denah kawasan Kota Blitar untuk memetakan lajur akses jalan yang akan dimanfaatkan melakukan pelarian.
Para pelaku juga memanfaatkan aplikasi penunjuk lokasi dalam fitur mesin pencarian Google untuk membaca karakter dan kondisi ruas jalan di sekitar area rumah dinas.
Mereka memilih ruas jalan alternatif yang terbilang terpencil atau jarang dilalui kendaraan. Seperti jalan perkampungan yang masih terhubung dengan jalan utama.
Karena, para pelaku menganggap ruas jalan tersebut terbilang minim terpasang kamera pengawas CCTV.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.