KOMPAS.com - Jajaran Polda Jatim berhasil mengamankan tiga dari lima orang pelaku perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur.
Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Tri Sis Biantoro mengatakan, para pelaku merupakan komplotan yang sering melakukan perampokan di sejumlah wilayah.
Tri juga mengatakan, para pelaku mulai mempelajari tempat rumah dinas dari kejauhan selama satu pekan sebelum melakukan aksinya.
Mereka memarkirkan mobil di dekat rumah dinas untuk mempelajari situasi, seperti jumlah orang yang berjaga hingga situasi di dalam kawasan rumah dinas.
Baca juga: Polisi Sebut Perampok Rumdin Wali Kota Blitar Rencanakan Aksinya dari Lapas Sragen
Mereka juga mempelajari aktivitas orang di dalam rumah dinas, hingga lalu lalang petugas yang berjaga.
"Karena itu menyandera. Kan seminggu sebelum kejadian mereka sudah gambar, rumah wali kota. Lalu, waktu kejadian mereka langsung masuk dan penjaganya lagi tidur, Satpol PP itu, langsung disekap, ditali, satu korban disuruh menunjukkan lokasi," jelasnya.
Selain itu, pelaku juga memetakan jalur akses jalan yang akan dimanfaatkan untuk pelarian.
Trie Sis mengungkapkan, mereka juga memanfaatkan aplikasi penunjuk lokasi dalam fitur mesin pencarian google maps untuk membaca karakter dan kondisi ruas jalan di sekitar area rumah dinas.
Para pelaku juga menggunakan jalan perkampungan yang masih terhubungan dengan jalan utama. Hal tersebut guna menghindari kamera pengawas yang terpasang di sepanjang jalur.
Baca juga: Sosok Otak Perampokan Rumah Dinas Wali Blitar, Residivis yang Sudah 5 Kali Dipenjara
"Mereka sebelumnya seminggu itu, pakai Google Maps. Dia mempelajari di Blitar jalan jalan mana. Iya karena kota Blitar tidak terlalu luas dan rumit, dia hafalin, dan dia lewat jalan jalan kampung," ungkapnya.
Setelah melakukan perampokan di rumah dinas, para pelaku langsung menuju Kota Bogor, Jawa Barat, untuk melarikan diri.
Kemudian, mereka membagikan uang dan perhiasan hasil perampokan.
Pembagian hasil rampokan berdasarkan porsi kerja dan modal yang dikeluarkan.
Satu di antaranya yakni NT (52) yang menjadi otak, koordinator, sekaligus penyedia mobil untuk merampok. Ia mendapatkan bagian cukup besar, yakni Rp 140 juta dan jam tangan milik korban.
MT adalah pria kelahiran Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, yang menetap di Bekasi Utara. Ia ditangkap di Kota Bandung, Jawa Barat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.