"Tanpa disangka ketika jatuh, senapan angin itu meletus dan mengenai adik MA yakni KA," papar dia.
Tangis KA seketika pecah sambil memegangi kepalanya menahan sakit.
"Mendengar suara tangis sang cucu, neneknya yang tengah berbaring di rumah depan bergegas keluar menghampiri KA di rumah belakang," ujar Masruri.
Baca juga: Gempa M 5,6 Pacitan Terasa Kuat di Trenggalek, Warga Panik
Melihat KA memegang kepala sambil menangis dan ternyata ada luka di kepala, sang nenek berteriak memanggil ayahnya.
Dalam situasi panik, korban dilarikan ke Puskesmas Baruharjo Kecamatan Durenan dengan cara dibopong oleh sang ayah.
"Karena cukup parah, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Iskak Tulungagung," kata Masruri.
Sesaat menjalani perawatan di RSUD dr. Iskak, korban kemudian disarankan dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk menjalani operasi.
Baca juga: Lato-lato Terlepas Saat Dimainkan Balita di Cirebon, TV dan Kaca Jendela Rusak
Hingga saat ini, korban KA masih menjalani perawatan intensif di RSSA Malang di ruang ICU.
Senapan yang meletus itu ternyata merupakan milik paman korban dan biasa digunakan berburu tikus di sawah.
"Senapan angin itu milik pamannya, biasanya untuk nembak tikus," ujar Masruri.
Sejak awal kejadian hingga saat ini, Selasa (10/01/2023) orangtua juga saudara korban semua berada di RSSA Malang, menunggu korban KA dirawat.
"Senin (2/1/2023) korban menjalani operasi dan biaya tidak di-cover oleh BPJS," kata Masruri.
Paman korban sempat menyampaikan kesulitannya kepada dirinya selaku kepala desa.
"Sempat menghubungi saya, agar dibuatkan surat keterangan tidak mampu dan langsung saya buatkan," terang Masruri.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 10 Januari 2023: Pagi dan Sore Berawan
Kemudian Masruri membuat surat permohonan bantuan ke sejumlah instansi salah satunya dinas sosial. Pengajuan tersebut juga gagal, karena proses pengobatan tidak ditanggung dinas sosial.