Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pikap di Blitar Tabrak 2 Motor di Blitar, Ibu Gendong Balita Selamat meski Masuk Got, 2 Pengendara Motor Tewas

Kompas.com, 16 Desember 2022, 06:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang ibu yang sedang menggendong bayinya selamat setelah tercebur di got saat kecelakaan maut terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Rabu (14/12/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kecelakaan yang melibatkan mobil pikap dan dua motor tersebut menewaskan dua pengendara motor.

"Saat ini ibu dan bayinya sudah kita bawa ke rumah sakit. Untuk suaminya atau bapak si bayi itu meninggal dunia," kata Iptu Suhartono Kapolsek Kasembon.

Korban adalah Nurul Huda (31), warga Kelurahan/Kecamatan Wajak, Kabupaten Blitar.

Baca juga: Bus Pariwisata Hilang Kendali, Tabrak Pejalan Kaki hingga Rumah di Tanah Datar

Saat kejadian, dia mengendarai Vario nopol N 3997 ECH, dengan membonceng istrinya, Mita (22) yang menggendong bayi perempuannya, Aln yang baru berusia 4 tahun lima bulan.

Semantara satu korban tewas lainnya adalah Ainul Rozak (25), pengendara Scoopy nopol AG 3447 RFF asal Desa Gamping, Kecamatan Campur Darat, Tulungagung.

"Keduanya mengalami luka parah setelah sepeda motor yang dikendarainya terhantam mobil pikap," jelas dia.

Kecelakaan berawal saat mobil pikap nopol AG 9707 KS yang dikemudikan Taufiqurrahman (34), warga Dusun Kasin, Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, melaju dari barat menuju ke arah Malang.

Entah terburu-buru atau kurang perhitungan, saat berada di jalan yang menikung dua kali, ia mendahului truk.

Baca juga: Motor Tabrak Trotoar di Jalan Jenderal Sudirman Ambon, Pengendara Tewas

Lokasinya sekitar 300 meter sebelah timur Rumah Makan Umi Sari atau di depan gereja.

"Di jalan berkelok seperti itu kalau tidak hati-hati betul, cukup rawan kalau mendahului kendaraan lain," kata Suhartono.

Pikap kemudian berhasil mendahului truk di tikungan tersebut, namun begitu lepas dari tikungan ternyata ada sepeda motor dari arah depan.

Karena posisi pikap di sisi kanan setelah menikung, sopir diduga panik dan ban belakang kanan sepertinya selip.

Di tengah kegugupannya, sopir pikap kehilangan kendali dan menghantam sepeda motor yang dari arah depannya.

Baca juga: Motor Tabrak Trotoar di Jalan Jenderal Sudirman Ambon, Pengendara Tewas

Motor tersebut dikemudikan Nurul Huda yang membonceng anak istrinya. Begitu kerasnya benturan, Huda langsung terjatuh tersungkur bersama motornya di jalan beraspal.

Sementara istrinya yang dibonceng bersama bayinya terlempar dari motor dan tercebur ke dalam got di tepi jalan sebelah selatan.

Beberapa warga yang mengetahui kejadian itu menjerit kaget. Apalagi, Mita dan bayinya terlihat bak terbang akibat benturan keras dan masuk ke dalam parit.

"Warga segera menolong ibu dan bayinya yang tergeletak di got, yang saat itu memang mengering," urainya.

Informasinya, balita tersebut tidak lepas dari gendongan ibunya karena sengaja dililt di dalam jaket ibunya. Ibu dan balitanya masih hidup saat diselamatkan warga setempat.

Baca juga: Diduga Rem Blong, Bus yang Angkut 25 Penumpang Tabrak Tebing di Seram Bagian Barat

Setelah menabrak keluarga Huda, pikap itu berputar balik menghadap ke barat karena kerasnya benturan yang terjadi.

"Itu terjadi usai menabrak sepeda motor korban, pikap itu tiba-tiba dengan cepat berputar balik," paparnya.

Saat berbalik haluan, bak pikap menghantam motor yang dikendarai Ainul Rozak yang melaju searah.

Ainul langsung tersungkur setelah dihantam bak pikap yang memutar balik dengan kecepatan kencang itu. Ia juga tewas dengan luka parah.

Baca juga: Tabrak Lansia hingga Terluka Parah, Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Dikeroyok Warga

Sedangkan pengemudi pikap selamat meski mengalami luka parah. Polisi menyebutkan, jalan Malang-Blitar sempat terjadi kemacetan karena imbas kecelakaan itu.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kecelakaan Maut Pikap Tabrak 2 Motor di Blitar, Ibu Gendong Bayi Selamat Meski Terbang Masuk Selokan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau