Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Blitar Ungkap Kronologi Perampokan di Rumah Dinas: Mereka Mengancam Akan Menelanjangi Istri Saya

Kompas.com, 13 Desember 2022, 15:27 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Wali Kota Blitar Santoso akhirnya bersedia menemui wartawan setelah menjadi korban penyekapan dan perampokan di rumah dinasnya di Jalan Sodanco Supriyadi, Kota Blitar, Jawa Timur, pada Senin dini hari.

Bercelana kolor warna krem, Santoso berbicara kepada belasan wartawan yang sudah dua hari bertahan di sekitar rumah dinasnya guna mendapatkan informasi terbaru terkait kasus perampokan yang menghebohkan tersebut.

“Jadi peristiwa yang kemarin itu tepatnya jam 3.00 WIB. Istri saya masih posisi shalat tahajud. Sambil menunggu subuh, kira-kira pukul 3.05 WIB gitulah, tiba-tiba pintu kamar saya digedor-gedor,” ujar Santoso mengawali penuturannya kepada wartawan di teras rumah dinas, Selasa (13/12/2022).

Baca juga: Tak Hanya Rampok Uang Rp 400 Juta, Pelaku Juga Bawa Kabur Kalung dan Ponsel Milik Wali Kota Blitar

Mendengar pintu digedor, Feti buru-buru membangunkan Santoso yang masih tertidur di ranjang di ruangan kamar yang sama.

Belum penuh kesadarannya dari posisi terlelap, Santoso sempat menduga sayup-sayup suara gedoran pintu sebagai suara getaran bangunan rumah akibat gempa bumi.

“Saya pikir, wah ini ada gempa ini, ada lindhu ini, pikiran saya itu,” lanjutnya.

Baca juga: Sosok Wali Kota Blitar Santoso yang Jadi Korban Perampokan di Rumah Dinas, Harta Kekayaan Capai Rp 1,4 Miliar

Belum sempat dirinya menyadari apa yang terjadi, pintu kamarnya terbuka oleh para perampok. Berdasarkan perkiraannya, terdapat 3 orang yang menyergap ke kamar.

Santoso belum sempat menatap satu pun dari mereka ketika salah satu dari mereka langsung menyergapnya.

“Ada tiga orang kalau tidak salah. Itu langsung nyergap saya dan istri saya. Kemudian, saya disuruh tengkurap, mulut dilakban, mata juga begitu,” ujarnya.

Kawanan perampok memperlakukan hal yang sama kepada Feti, mengikat kaki, tangan serta melakban mata dan mulutnya. Hanya saja, Feti tidak disuruh tengkurap di lantai, ia didudukkan di ranjang.

Suasana rumah dinas Wali Kota Blitar di Jalan Sodanco Supriyadi Nomor 18, Kota Blitar yang disatroni kawanan perampok, Selasa (13/12/2022)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Suasana rumah dinas Wali Kota Blitar di Jalan Sodanco Supriyadi Nomor 18, Kota Blitar yang disatroni kawanan perampok, Selasa (13/12/2022)
Salah satu dari pelaku lantas meminta ditunjukkan lokasi brankas tempat menyimpan uang tunai dan barang berharga.

Santoso mengaku, dirinya tidak memiliki brankas tempat menyimpan uang ataupun barang berharga di kamar rumah dinas. Hal itu dia sampaikan kepada kawanan perampok. Namun, mereka tidak percaya, dan melakukan penganiayaan terhadap Santoso.

"Brankas. Brankasnya Pak. (Brankas) bapak di mana?” ujar Santoso menirukan perkataan perampok.

“Lha saya kan selama ini tidak punya brankas. Karena brankas ini kan untuk menyimpan uang. Uang yang saya simpan ini tidak ada,” aku Santoso.

Baca juga: Tak Hanya Disekap, Wali Kota Blitar Juga Sempat Dianiaya Perampok

Namun, pelaku terus memaksa sembari menendang tubuh Santoso dengan menggunakan sepatu boots.

Meski mendapatkan tendangan bertubi-tubi ke tubuhnya, Santoso mengaku masih terus bertahan untuk tidak menunjukkan tempat dirinya menyimpan uang dan barang berharga.

Namun, akhirnya Santoso menunjukkan sebuah tas yang dia letakkan di lemari tempat dia menyimpan sejumlah uang. Dia mengaku terpaksa melakukan itu setelah kawanan perampok mengancam akan menelanjangi Feti, istrinya.

Baca juga: Polisi Dalami Mobil Pelat Merah yang Diduga Digunakan Perampok di Rumah Dinas Wali Kota Blitar

“Waktu itu sempat dia ngomong, kalau tidak segera menunjukkan, istri saya mau ditelanjangi. Dia ngancam seperti itu,” ujar Santoso.

“Saya berpikir, bagaimana keselamatan istri saya kalau sampai dia melakukan hal-hal yang tidak baik. Kan kasihan nanti,” tambahnya.

Kawanan perampok akhirnya mengambil sebuah tas yang di dalamnya terdapat uang tunai sekitar Rp 400 juta, jam tangan, telepon pintar, dan sejumlah perhiasan milik Feti.

Pelaku bahkan juga mempreteli perhiasan yang masih dikenakan oleh Feti, seperti kalung, gelang, dan cincin.

Setelah berhasil mendapatkan uang dan barang berharga lain milik Santoso, kawanan perampok menanyakan letak kamar anak-anak Santoso. Namun, dijawab oleh Santoso bahwa tidak ada satu pun dari dua anaknya yang tinggal di rumah dinas.

Wali Kota Blitar Santoso memberikan keterangan kepada wartawan di teras rumah dinasnya terkait peristiwa perampokan yang menimpa dirinya, Selasa (13/12/2022)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Wali Kota Blitar Santoso memberikan keterangan kepada wartawan di teras rumah dinasnya terkait peristiwa perampokan yang menimpa dirinya, Selasa (13/12/2022)
Sebelum pergi meninggalkan kamar Santoso, kawanan perampok menanyakan lokasi ruang CCTV. Mereka selanjutnya mengambil kotak decoder yang menyimpan rekaman seluruh kamera CCTV yang terpasang di rumah dinas tersebut.

Selesai dengan CCTV, kawanan perampok keluar dari kamar Santoso dan kabur.

Setelah yakin kawanan perampok telah pergi, Santoso berusaha berteriak meminta pertolongan melalui sedikit celah di rongga mulutnya yang dilakban.

Baca juga: Kondisi 3 Anggota Satpol PP Saat Rumah Dinas Wali Kota Blitar Dirampok, Tangan Terikat hingga Mata dan Mulut Tertutup Lakban

Santoso berharap segera mendapatkan pertolongan dari tiga penjaga rumahnya yang merupakan anggota Satpol PP. Namun, setelah beberapa saat tak satu pun penjaga yang datang.

“Saya mencoba teriak minta tolong. Lha ternyata tidak ada yang merespons dari Satpol PP. Ternyata mereka sudah dilumpuhkan lebih dulu,” ujarnya merujuk pada tiga penjaga yang telah lebih dulu diborgol dan dilakban mulut dan matanya oleh kawanan perampok.

Sejumlah warga yang sedang menjalani shalat subuh di Masjid Syuhada Haji yang berada di sebelah rumah dinas mendengar teriakan minta tolong. Beberapa warga akhirnya memberikan pertolongan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau