LUMAJANG, KOMPAS.com - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, aktivitas Gunung Api Semeru menunjukkan penurunan sejak Senin (5/12/2022).
"Sejak kemarin siang menunjukkan cenderung penurunan, ada tercatat dua kali awan panas yang berjarak enam kilo dan beberapa ratus meter," kata Hendra di Pos Pantau Gunung Api Semeru, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: Gempa Jember Dirasakan Petugas Pos Pantau Semeru, Kepala PVMBG: Tak Ada Efek ke Semeru
Meski menunjukkan tren penurunan, Hendra menjelaskan, letusan di puncak Gunung Semeru masih terjadi. Guguran dan aliran lava sampai ratusan meter juga masih terpantau melalui kamera CCTV.
"Kemudian juga letusan-letusan tadi malam juga masih kita amati, ada juga guguran lava dan aliran lava sampai sejauh 600 meter, kalau malam itu kelihatan merah itu warnanya," jelasnya.
Hendra mengingatkan, walaupun aktivitas vulkanik sudah menurun, bukan berarti potensi bahaya sudah hilang.
Sebab, material sisa erupsi masih banyak yang mengendap di lereng bagian atas dari Gunung Semeru.
Sehingga, potensi bahaya sekunder berupa banjir lahar hujan sangat mungkin terjadi. Apalagi, usai erupsi Gunung Semeru setiap hari diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
"Walaupun cenderung menurun tetapi kita tahu semua pascaerupsi 2020, 2021 material itu masih banyak di atas termasuk yang terbaru, nah ini yang harus ke depan diantisipasi, terjadinya hujan entah kapan dengan volume tertentu yang bisa berakibat lahar hujan," terang Hendra.
"Ini sudah dua kali lahar hujan, tadi sama kemarin tapi masih kecil jadi belum terlalu berdampak," imbunya.
Hendra meminta, warga untuk memahami alasan PVMBG melarang beraktivitas di sepanjang Besuk Kobokan.
Baca juga: Tidak Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Aktivitas Wisata di TNBTS Berjalan Normal
Sebab, banjir lahar hujan memiliki potensi yang sama besarnya dengan Awan Panas Guguran (APG).
"Jadi kedepan kita masih menunggu sebesar apa curah hujan yang akan turun, karena sama berbahanya (banjir lahar) dengan awan panas, jadi masyarakat harus hati-hati lah yang ada di sepanjang Besuk Kobokan ini," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.