Kejadian gempa bumi merusak juga terjadi pada tahun 1847 di daerah Lasem dan sekitarnya yang bersumber dari Sesar Naik Pati.
Kemudian di tahun 1890, gempa kuat melanda Pati dengan magnitudo M 6,8 dengan skala intensitas VI-VII MMI yang menyebabkan guncangan sangat kuat dan menimbulkan kerusakan dengan radius mencapai 500 km.
Sesar Pasuruan adalah salah satu sesar aktif yang terbentang dari barat ke arah timur pada Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan dengan panjang sekitar 13 km.
Keberadaan sesar tersebut dapat menjadi sumber aktivitas tektonik di daerah Pasuruan.
Tidak hanya wilayah Pasuruan, wilayah Probolinggo juga dilewati oleh sesar aktif yang bergerak sebesar 0,2 mm per tahun.
Berdasarkan buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, di daerah Probolinggo terdapat sesar yang berpotensi terjadinya gempa.
Sesar ini tergambar di permukaan oleh kenampakan gawir sesar yang memanjang berarah timur laut-barat daya.
Gawir sesar ini memotong endapan lepas gunung api dari Gunung Argopuro yang berumur Pleistosen dengan morfologi yang mengindikasikan pergerakan mendatar.
Sesar Wongsorejo adalah sesar yang melewati daerah banyuwangi dengan panjang sekitar 10 km.
Zona Sesar RMKS membentang melewati wilayah Rembang, Madura, Kangean, hingga Sakala.
Sesar RMKS juga diketahui membentang ke arah Timur dan berada di sebelah utara Sesar Flores.
Zona sesar ini mendatar dan cukup lebar yang terbentang dari utara Jawa Timur hingga memotong Pulau Madura, sampai ke Sakala di sebelah utara Kangean.
Panjang sesar ini lebih dari 300 km dan diperkirakan sudah terbentuk lima juta tahun yang lalu atau lebih lama lagi.
Berdasarkan buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, Bawean Fault adalah sesar di sekitar Jawa Timur dengan panjang sekitar 156 km dan slip rate 0,5 mm per tahun.
Sumber:
bnpb.go.id
esdm.lampungprov.go.id
vsi.esdm.go.id
lipi.go.id
repository.ub.ac.id
ejurnal.itenas.ac.id
kkp.go.id
kompas.com (Sri Anindiati Nursastri, Yunanto Wiji Utomo)