MALANG, KOMPAS.com - Selasa (1/11/2022), tepat satu bulan terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan yang berujung tewasnya 135 penonton pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Selain diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober akan selalu dikenang sebagai hari berduka bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan dan penonton yang selamat dalam insiden itu.
Baca juga: Banyak Korban Trauma akibat Tragedi Kanjuruhan, Ini Kata Pakar Psikologi Forensik
Seperti yang dialami keluarga salah satu Aremania, Iwan Setiawan, yang menjadi korban dalam peristiwa nahas itu.
Istri Iwan, Eka Wulandari mengaku akan mengenang hari kepergian suaminya tersebut. Meski, Eka telah mengikhlaskan kepergian suaminya.
"Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan Mas Iwan. Cuma kadang selama satu bulan berselang ini, anak-anak saya masih sering merindukan ayahnya," ungkap Eka melalui sambungan telepon, Selasa.
Kerinduan itu, menurut Eka, kerap diluapkan oleh ketiga anaknya dengan cara menyendiri dan menangis.
"Terutama anak pertama dan bungsu kami, Silvia (21) dan Kurnia Meiga (14). Kalau anak kedua kami, Listiawan (16) alhamdulillah agak tegar," terangnya.
"Untuk anak pertama, kadang saya ajak berkumpul dengan Aremania yang lain, untuk beraktivitas perjuangan usut tuntas atas tragedi Kanjuruhan ini," terangnya.
Terkait dengan proses hukum, Eka berharap eksekutor penembak gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan juga turut ditetapkan tersangka.
"Kami berharap pasca satu bulan berselang tragedi Kanjuruhan itu pecah, tidak hanya berhenti pada enam orang itu yang ditetapkan tersangka. Tapi pelaku penembak gas air mata juga turut ditetapakan tersangka," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.