"Justru tingginya debit air di Sungai Brantas yang terukur dari Bendung Lodoyo itu berasal dari Kali Bogel, berasal dari area Sutojayan," tambahnya.
Lebih jauh, Raymond menuturkan bahwa debit air 900 meter kubik per detik masih jauh berada di bawah ambang kemampuan maksimal yang dapat dikelola Bendungan Lodoyo.
Kata Raymond, Bendungan Lodoyo mampu mengalirkan debit air hingga 1.500 meter kubik per detik.
Dia juga sependapat dengan penilaian sejumlah pihak bahwa meningkatnya risiko banjir di wilayah Kecamatan Sutojayan juga disebabkan oleh alih fungsi lahan hutan yang mengakibatkan daya serap tanah terhadap air hujan menurun.
Baca juga: 150 Warga Mengungsi akibat Banjir di Blitar Selatan
"Ini penting untuk edukasi ke masyarakat, edukasi ke para pimpinan pemerintahan. Bahwa jelas alih fungsi lahan hutan menjadi lahan untuk tanaman lainnya itu akan menurunkan kemampuan tanah menyerap air hujan. Pada akhirnya akan mengakibatkan bencana hidrometeorologi," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, bencana banjir di wilayah Sutojayan telah merendam lebih dari 1.100 rumah.
Posko utama pengungsian di Balai Kelurahan Sutojayan sempat menampung 465 pengungsi yang mayoritas berasal dari Kelurahan Sutojayan.
Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto mengatakan, saat ini tersisa sekitar 50 pengungsi yang masih bertahan.
"Siang ini sudah banyak yang kembali ke rumah mereka untuk bersih-bersih karena air mulai surut. Tapi posko tetap kita jalankan untuk kewaspadaan jika curah hujan kembali meningkat," ujarnya, Selasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.