Salin Artikel

Perum Jasa Tirta I Bantah Pembukaan Pintu Air Bendungan Lodoyo Sebabkan Banjir di Blitar

BLITAR, KOMPAS.com - Perum Jasa Tirta I, pengelola sumberdaya air Sungai Brantas, menegaskan kembali bahwa pembukaan pintu air di Bendungan Lodoyo atau Bendungan Serut tidak menyebabkan banjir di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan mengatakan, pembukaan pintu air di Bendungan Serut sebaliknya dimaksudkan sebagai langkah antisipasi atas meluapnya debit air di Sungai Bogel dan Sungai Bacem yang ada di Sutojayan.

"Jadi justru pintu air kemarin kami buka agar luapan air dari Sungai Bogel dapat masuk dengan leluasa ke penampang Sungai Brantas," jelas Raymond saat konferensi pers secara daring dengan wartawan di wilayah Blitar, Selasa (18/10/2022).

Konferensi pers tersebut diselenggarakan sebagai upaya pihak Jasa Tirta I untuk mengklarifikasi atas beredarnya informasi yang menyebut bahwa pembukaan pintu air Bendungan Serut sebagai penyebab terjadinya banjir di wilayah Sutojayan.

Banjir yang melanda wilayah Sutojayan yang terletak di selatan aliran Sungai Brantas itu, menurut Raymond, disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya dalam durasi yang cukup lama.

Akibatnya, Sungai Bacem dan Sungai Bogel tidak mampu menampung limpasan air hujan sehingga meluap ke area yang rendah di sejumlah titik di Kecamatan Sutojayan, terutama di Kelurahan Sutojayan.

Air menggenangi permukiman warga sejak Senin (17/10/2022) pagi sekitar pukul 4.00 WIB. Beberapa jam kemudian, pintu air di Bendungan Lodoyo dibuka secara bertahap.

"Jadi pengendalian air secara umum di hulu Sungai Brantas khususnya di Bendung Lodoyo tidak memberi kontribusi pada banjir di Sutojayan," tegasnya.

Debit air Sungai Brantas pada Senin pagi, kata Raymond, berada di kisaran 900 meter kubik per detik. Mayoritas dari debit air yang terpantau di Bendungan Lodoyo itu berasal dari Sungai Bogel yang bermuara sekitar 2 kilometer sebelah hulu bendungan.

Raymond memperkirakan, dari debit 900 meter kubik per detik itu, Sungai Bogel yang mengalirkan air limpasan dari Sungai Bacem di Sutojayan menyumbang antara 500 hingga 600 meter kubik per detik.

Lebih jauh, Raymond menuturkan bahwa debit air 900 meter kubik per detik masih jauh berada di bawah ambang kemampuan maksimal yang dapat dikelola Bendungan Lodoyo.

Kata Raymond, Bendungan Lodoyo mampu mengalirkan debit air hingga 1.500 meter kubik per detik.

Dia juga sependapat dengan penilaian sejumlah pihak bahwa meningkatnya risiko banjir di wilayah Kecamatan Sutojayan juga disebabkan oleh alih fungsi lahan hutan yang mengakibatkan daya serap tanah terhadap air hujan menurun.

"Ini penting untuk edukasi ke masyarakat, edukasi ke para pimpinan pemerintahan. Bahwa jelas alih fungsi lahan hutan menjadi lahan untuk tanaman lainnya itu akan menurunkan kemampuan tanah menyerap air hujan. Pada akhirnya akan mengakibatkan bencana hidrometeorologi," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, bencana banjir di wilayah Sutojayan telah merendam lebih dari 1.100 rumah.

Posko utama pengungsian di Balai Kelurahan Sutojayan sempat menampung 465 pengungsi yang mayoritas berasal dari Kelurahan Sutojayan.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto mengatakan, saat ini tersisa sekitar 50 pengungsi yang masih bertahan.

"Siang ini sudah banyak yang kembali ke rumah mereka untuk bersih-bersih karena air mulai surut. Tapi posko tetap kita jalankan untuk kewaspadaan jika curah hujan kembali meningkat," ujarnya, Selasa.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/18/183611278/perum-jasa-tirta-i-bantah-pembukaan-pintu-air-bendungan-lodoyo-sebabkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke