Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Jadi Saksi Bisu Elmiati Kehilangan Suami dan Balitanya: Saya Sudah Pasrah...

Kompas.com - 05/10/2022, 11:47 WIB
Rachmawati

Editor

"Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru (pegangan anak tangga) itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," ungkapnya.

Baca juga: Menit-menit Mematikan di Stadion Kanjuruhan, Jeritan Penonton di Tengah Lautan Asap Gas Air Mata

Lantaran terus terdesak merangsek masuk ke dalam tumpukan orang. Elmiati yang semula berdiri di belakang suami, mengaku, tiba-tiba kehilangan sosok suami dari pandangan matanya.

Tubuhnya juga tergencet di antara tumpukan tubuh penonton.

Pada momen serba pelik nan putus asa itu, Elmiati mengaku sempat merasa bahwa di situlah ajalnya akan tiba.

"Saya juga sudah pasrah kalau nanti ikut meninggal, saya meninggal dengan suami dan anak saya, pikiran saya cuma begitu," gumamnya sembari mengenang.

Apalagi di tengah himpitan ratusan tubuh merangsek, Elmiati melihat langsung dengan mata kepala sendiri kengerian itu.

Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kisah Pilu Kuburan Massal di Pintu 13 dan 14

Wajah-wajah para suporter berteriak, merintih dan kesakitan meminta bantuan pertolongan.

Ia bisa melihat sendiri beberapa Aremania terkapar sekarat tak berdaya dengan mulut mengeluarkan busa.

"Itu (orang-orang) masih teriak-teriak. Ada yang keluar busa. Ada yang sekarat. Saya lihat sendiri," ungkapnya.

Entah dari mana datangnya, laiknya malaikat penolong. Tubuh Elmiati tiba-tiba ditarik oleh orang lain agar terhindar dari desakan kerumunan tersebut untuk kembali mencari area lapangan yakni di atas tribun.

Tak seperti beberapa menit sebelumnya. Area tribun tersebut kini bebas dari asap gas air mata.

Baca juga: 33 Anak Meninggal Saat Tragedi Kanjuruhan, Ada yang Usia 4 Tahun

Tulisan-tulisan kecewa disamping gate 13 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022) malam.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Tulisan-tulisan kecewa disamping gate 13 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022) malam.
Hujan gerimis yang menghujani stadion tersebut mampu menghilangkan bubuk kimia gas air mata.

"Ternyata, ada yang menolong saya. Saya diajak ke atas tribun lagi. (Gas air mata hilang) bukan karena angin, tapi karena hujan," jelas dia.

"Saya dirawat saudara saya. Saya diminta istirahat dan saudara saya itu pergi cari suami dan anak saya," tambahnya.

Berbekal dokumentasi foto wajah sang anak dan sang suami, dalam memori kamera ponselnya Elmiati mengaku berhasil menemukan keberadaan sang anak, sekitar pukul 01.00 WIB atau tiga jam seusai kerusuhan tersebut.

Foto tersebut dicocokkan oleh beberapa orang saudaranya yang berusaha membantu mencari keberadaan sang suami dan anaknya.

Baca juga: Sederet Aksi Solidaritas dan Doa Bagi Korban Tregedi Kanjuruhan Malang

Ternyata, wajah imut nan tampan dari buah hatinya itu, telah terbujur kaku di dalam kantung mayat yang teronggok di salah satu lorong kamar mayat RSUD Kanjuruhan Malang.

Sedangkan, sejam kemudian, jasad sang suami ternyata berhasil ditemukan di kamar mayat RS Wava.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com