Kedua jasad orang tercinta Elmiati itu, akhirnya dibawa ke rumah duka Jalan Sumpil Gang 2, Purwodadi, Blimbing, Malang sebelum adzan petanda Salat Subuh berkumandang.
Elmiati mengaku dirinya tidak memiliki firasat yang menandai adanya insiden nahas tersebut.
Hanya saja, sekitar dua pekan sebelum insiden tersebut terjadi, sang suami sempat mengaku kepadanya bermimpi kalau rambutnya terpotong.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Ridwan Kamil Minta Bendera Dikibarkan Setengah Tiang
Hanya saja, ungkap Elmiati, semenjak sang suami menceritakan pengalaman aneh tentang mimpinya itu, perilaku sang suami dirasa belakangan berubah. Seperti merasa resah dan takut.
"Rambutnya sudah dipotong. 'Ma aku kok mimpi rambutku aku potong yo' sembari istigfar.
Dan (belakangan) terlihat resah, enggak seperti biasanya, habis mimpi itu," jelas dia.
Menonton sepak bola di dalam stadion, kini menjadi kengerian tersendiri bagi Elmiati.
Ia bercerita sebenarnya sang suami dan dirinya juga bukan pegiat sepak bola.
Malam kelabu itu dalah pertandingan kedua yang ditontonnya bersama sang suami dan sang buah hati dalam setahun terakhir.
Mereka menonton bola hanya sebatas sebagai hiburan di kala senggang mengisi momen liburan.
Baca juga: Berpakaian Serba Hitam, Suporter di Nganjuk Raya Berdoa untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Elmiati menyebut tujuannya ke stadion Kanjuruhan malam itu untuk menyenangkan hati si kecil anak bungsu yang gemar dengan bola.
"Baru 2 kali ini nonton sepak bola. Kurun setahun. Sebenarnya suami saya engga terlalu fanatik, hanya saja, pingin cari hiburan biar gak bosen. Yang suka sepak bola, anak saya yang kecil," ujar perempuan berkerudung itu.
Saat disinggung harapannya terkait tragedi itu, Elmiati tak ingin muluk-muluk.
Ia hanya meminta agar sejumlah pihak dan stakeholder terkait, mengevaluasi sistem pengamanan di dalam stadion.
"Kenapa yang ricuh di lapangan. Tapi kok yang ditribun juga ikut ditembak gas air mata, karena ada anak kecil," kata dia.
Elmiati mengaku, dirinya sudah tak peduli dengan penanganan kasus tragedi maut tersebut. Apakah bakal diusut atau tidak. Ia memilih pasrah.
"Terserah, pasrah (soal penyelidikan). Yang penting agar tidak terjadi masalah lagi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah Memilukan Tragedi Arema: PNS Gendong Korban Hingga Tewas, Istri Kehilangan Suami dan Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.