Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan dalam Pandangan Mata Para Saksi dari Tribune Penonton...

Kompas.com - 04/10/2022, 05:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Patah tulang kanan usai terinjak-injak

Riyan Dwi Cahyono (22) masih terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan. Dia mengalami patah tulang kanan akibat terinjak-injak dalam insiden tragedi Kanjuruhan.

Saat itu, Riyan memang berniat ikut turun ke lapangan setelah kekalahan Arema.

"Kami turun tujuannya memang untuk protes kepada pemain dan manajemen Arema FC, kenapa bisa kalah? Padahal selama 23 tahun sejarahnya Arema FC tidak pernah kalah melawan Persebaya di kandang Singo Edan," kata dia.

Baca juga: Aremania dan Bonek Lombok Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Akan tetapi, belum sampai melompati pagar, tembakan gas air mata datang ke arahnya di tribune sebelah timur.

Riyan jatuh dan terinjak-injak oleh suporter lain yang berebut turun dari tribune.

"Saat itu saya tidak berdaya. Bahkan teman perempuan saya yang bareng bersama saya dari Blitar hilang dan belum tahu bagaimana kondisinya saat ini," katanya.

Dada Riyan seketika merasa sesak. Dia sulit bernapas.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, 28 Polisi Diperiksa Propam Terkait Dugaan Pelanggaran Etik

Dalam kondisi itu, dia melihat sejumlah petugas keamanan memukul suporter.

"Kami kecewa dengan perlakuan petugas keamanan. Kami juga dipukul, ditendang oleh petugas," ungkapnya.

Gas air mata menyebar

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU) Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Doni, warga Kota Malang berada di tribune 14 bersama anak lelakinya yang berusia 10 tahun saat pertandingan Arema dan Persebaya berlangsung.

Dia menonton laga bersama puluhan warga dari wilayah RT-nya. Termasuk dengan keluarga adiknya.

Sekitar pukul 22.00 WIB, sorak-sorai penonton berubah menjadi jerit dan tangis setelah ribuan suporter turun ke lapangan dan polisi menghalau dengan gas air mata.

"Awalya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribune pintu 12. Saya sama yang lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar," tutur Doni.

Baca juga: Kisah Mereka yang Pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang...

Seketika yang ada di pikirannya adalah menyelamatkan anaknya dan segera keluar dari stadion.

"Anak saya laki masih 10 tahun sama yang perempuan tetangga umurnya hampir sama. Anak saya. saya tolong sampai buka pembatas tribune yang di samping-samping," kata dia.

Dalam situasi terjepit dan saling berdesak-desakan, Doni bisa membawa anaknya keluar.

Namun sesampainya di luar stadion, M Alfiansyah (11) keponakannya, berlari menghampiri dengan wajah pucat.

Keponakannya tersebut kehilangan dua orangtua sekaligus yakni M Yulianton (40) dan Devi Ratna S (30). Mereka meninggal dunia dan dikuburkan dalam satu liang lahat.

Baca juga: Pengalaman Pilu Javier Roca di Ruang Ganti Selama Kerusuhan Kanjuruhan

125 nyawa melayang

Tragedi Kanjuruhan Malang menelan ratusan korban jiwa. Sebanyak 125 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Peristiwa ini menjadi sejarah kelam dunia sepak bola di Indonesia.

Penggunaan gas air mata disebut-sebut memperparah kondisi kerusuhan. Ribuan suporter berebut untuk keluar dari stadion, berdesak-desakan, dan terinjak-injak.

Buntut dari peristiwa tersebut, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dicopot dari jabatannya.

Tak hanya itu, Kapolri juga memerintahkan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menonaktifkan jabatan 9 orang komandan Brimob yang terdiri Komandan Batalyon, Komandan Kompi, dan Komandan Peleton Brimob Polda Jawa timur.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Imron Hakiki, Nugraha | Editor: Khairina, Andi Hartik, Pythag Kurniati)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pilu Ibu Muda di Malang, Suami dan Anak Balitanya Jadi Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan
Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com