Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tragedi Kanjuruhan, IPW: Usut Tuntas, Jangan Sampai Menguap Begitu Saja seperti Kasus Tewasnya 2 Suporter di GBLA

Kompas.com - 03/10/2022, 09:59 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022), mengakibatkan 125 nyawa melayang.

Peristiwa kelam itu terjadi usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya Surabaya.

Mayoritas korban jiwa adalah suporter, sedangkan dua lainnya ialah anggota kepolisian.

Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia

Menyoal tragedi Kanjuruhan, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mendesak polisi untuk mengusut tuntas kejadian tersebut.

"Jatuhnya korban tewas di sepak bola nasional ini harus diusut tuntas pihak kepolisian. Jangan sampai pidana dari jatuhnya suporter di Indonesia menguap begitu saja seperti hilangnya nyawa dua bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada bulan Juni lalu," ujarnya dalam keterangan kepada Kompas.com, Minggu (2/10/2022).

Di samping itu, IPW juga meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menganalisis sistem pengamanan yang dilakukan oleh personel kepolisian dalam mengendalikan kericuhan di sepak bola.

Kericuhan bermula saat suporter Arema FC turun ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan kepada pemain dan ofisial Arema FC atas kekalahan terhadap Persebaya.

Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, Kapolda Jatim Sebut Tembakan Gas Air Mata Sesuai Prosedur

Masuknya suporter ke lapangan, terang Sugeng, tak bisa dikendalikan oleh pihak keamanan.

"Bahkan, aparat kepolisian yang tidak sebanding dengan jumlah penonton, secara membabi buta menembakkan gas air mata, sehingga menimbulkan kepanikan terhadap penonton yang jumlahnya ribuan," ucapnya.

Tembakan gas air mata itu membuat banyak penonton sulit bernapas dan pingsan. Akibatnya, banyak korban terinjak-injak oleh suporter lainnya.

"Padahal, penggunaan gas air mata di stadion sepak bola, sesuai aturan FIFA, dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b. Disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa," ungkapnya.

Baca juga: FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, tapi Mengapa Polisi Menembakkannya di Kanjuruhan?

 

Respons Kapolri soal tragedi Kanjuruhan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022)KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022)

Dalam konferensi pers di Stadion Kanjuruhan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa timnya bakal melakukan pengusutan terhadap penyelenggaran dan pengamaan pertandingan Derbi Jawa Timur tersebut.

"Sekaligus juga melakukan investigasi terkait dengan peristiwa yang terjadi yang mengakibatkan banyak korban meninggal," tuturnya saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022), dikutip dari program Breaking News Kompas TV.

Kapolri menerjunkan tim Mabes Polri, seperti Bareskrim, Propam, Pusdokkes, Inafis, dan Puslabfor untuk mendalami dan menginvestigasi tragedi Kanjuruhan.

Dalam menginvestigasi, Sigit mengatakan bahwa ada langkah-langkah yang akan dilakukan, di antaranya mengumpulkan data-data di tempat kejadian perkara (TKP) dan CCTV.

"Kami akan serius dan mengusut tuntas," jelasnya.

Baca juga: Kisah Mereka yang Pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang...

Ketika disinggung soal penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Sigit menuturkan bahwa timnya akan mendalami prosedur operasional standar (SOP) dan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh tim pengamanan saat pertandingan itu.

Sigit mengungkapkan, tahapan-tahapan tersebut nantinya akan diaudit.

"Ini jadi satu bagian investigasi secara tuntas, baik penyelengara, pengamanan, dan pihak-pihak yang perlu kita lakukan pemeriksaan untuk menuntaskan dan memberikan gambaran terkait peristiwa yang terjadi," terangnya.

Dia menambahkan, investigasi ini juga bertujuan untuk mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan. Sigit menegaskan, polisi akan memproses lebih lanjut bila dalam investigasi ditemukan adanya tindak pidana.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 131 Orang, IPW: Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Jadi Sumber Malapetaka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polis Tangkap 2 Pemuda Pencuri Spesialis Sekolah, Mencuri karena Menganggur

Polis Tangkap 2 Pemuda Pencuri Spesialis Sekolah, Mencuri karena Menganggur

Surabaya
Perampokan di Gresik, Pelaku Bawa Kabur Perhiasan dan iPhone Korban

Perampokan di Gresik, Pelaku Bawa Kabur Perhiasan dan iPhone Korban

Surabaya
Dua Perusahaan di Kota Malang Belum Bayarkan THR Pegawainya

Dua Perusahaan di Kota Malang Belum Bayarkan THR Pegawainya

Surabaya
Bupati Sidoarjo Siapkan Langkah Hukum Usai Jadi Tersangka Korupsi

Bupati Sidoarjo Siapkan Langkah Hukum Usai Jadi Tersangka Korupsi

Surabaya
Ditetapkan Tersangka, Bupati Sidoarjo: Kami Hormati Keputusan KPK

Ditetapkan Tersangka, Bupati Sidoarjo: Kami Hormati Keputusan KPK

Surabaya
Tempe Daun Pisang, Oleh-oleh Khas Magetan yang Diburu Pemudik Saat Lebaran

Tempe Daun Pisang, Oleh-oleh Khas Magetan yang Diburu Pemudik Saat Lebaran

Surabaya
Arus Balik Lebaran, Penumpang yang Menyeberang dari Jawa ke Bali Masih 37 Persen

Arus Balik Lebaran, Penumpang yang Menyeberang dari Jawa ke Bali Masih 37 Persen

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Pikap Angkut 23 Penumpang Terguling di Pamekasan, 19 Korban Terluka

Pikap Angkut 23 Penumpang Terguling di Pamekasan, 19 Korban Terluka

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Alasan Izin Shalat di Masjid, Pria 32 Tahun di Magetan Curi Kotak Amal

Alasan Izin Shalat di Masjid, Pria 32 Tahun di Magetan Curi Kotak Amal

Surabaya
Pengunjung Meningkat selama Libur Lebaran, Omzet Tenant di Pusat Perbelanjaan Kota Malang Naik 100-200 Persen

Pengunjung Meningkat selama Libur Lebaran, Omzet Tenant di Pusat Perbelanjaan Kota Malang Naik 100-200 Persen

Surabaya
Terminal Arjosari Malang Diprediksi Masih Dipadati Penumpang sampai Sepekan Mendatang

Terminal Arjosari Malang Diprediksi Masih Dipadati Penumpang sampai Sepekan Mendatang

Surabaya
Tahanan Polsek Dukuh Pakis Surabaya Melarikan Diri

Tahanan Polsek Dukuh Pakis Surabaya Melarikan Diri

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com