Menurut Doni, kericuhan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Awalnya, terdapat dua suporter turun ke lapangan. Kemudian polisi menghalau massa yang turun menggunakan gas air mata.
"Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribun pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar," katanya.
Doni mengungkapkan, di wilayah RT-nya ada sekitar 20 warga yang menonton pertandingan derbi Jatim pada kesempatan itu. Bahkan, ada dua anak kecil lainnya yang ikut selain anak almarhum.
"Alhamdulillah selamat semua, tiga anak kecil. Termasuk anak saya laki masih 10 tahun sama yang perempuan tetangga umurnya hampir sama. Anak saya, saya tolong sampai buka pagar pembatas tribun yang di samping-samping mas," katanya.
Baca juga: Pemkab Malang Tanggung Biaya Perawatan Suporter Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Di rumah duka, Wali Kota Malang, Sutiaji, juga hadir mengucapkan rasa belasungkawa.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan suporter terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Kerusuhan dipicu oleh kekalahan Arema FC atas Persebaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023. Data sementara menunjukkan, korban tewas akibat kerusuhan itu sebanyak 127 orang, dua di antaranya anggota kepolisian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.