Dia mengatakan kondisi produksi pangan nasional diprediksi aman pada tahun 2022 ini.
Namun, menurutnya Indonesia tidak boleh terlalu percaya diri dan harus siap menghadapi kondisi apa pun pada tahun 2023 mendatang.
Mentan mengingatkan dampak dari adanya perang antara Rusia dan Ukraina mengakibatkan harga pupuk jadi mahal.
"Karena sumber fosfat, kalium ada di sana," katanya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 16 September 2022: Pagi dan Sore Cerah Berawan
Namun, dia yakin bahwa kondisi pertanian di Indonesia kuat dengan tanah yang subur dan sinar matahari.
Kondisi pertanian yang baik dibuktikan dengan Indonesia selama tiga tahun sudah tidak pernah melakukan impor beras.
Mentan bahkan menargetkan pada tahun 2023, Indonesia bisa melakukan swasembada jagung.
"Tiga tahun kita tidak impor bagus, 2020 over stok, kita sekarang juga over stok, kita telah swasembada beras, tahun depan kita jagung harus swasembada juga, kenapa harus impor kalau memang bisa," katanya.
Baca juga: KA BBM Pertamina Anjlok di Jembatan Brantas Kota Malang
Namun, diakuinya untuk komoditi bahan pokok lainnya, Indonesia masih melakukan impor.
Sehingga Mentan berharap melalui KTNA bisa membantu Indonesia dalam mewujudkan swasembada pangan.
Dia berharap tidak ada pihak-pihak yang nakal melakukan impor ketika Indonesia panen komoditi pangan.
"Ketika panen jangan impor paling murah, impor memang tidak haram, karena kita ekspor juga ke luar negeri. Tapi sepanjang kita bisa berbuat, kenapa tidak, apapun yang substitusi impor, KTNA bisa berbuat," katanya.
Terkait pengendalian Inflasi, dia meminta setiap daerah melakukan jaringan dan pemetaan kondisi pertanian yang ada untuk mendukung satu sama lain.
"Daerah-daerah yang merah katakanlah menyikapi inflasi harus terpetakan dan daerah surplus harus terpetakan. Dengan demikian, network ini mereka bisa atur sehingga ekosistem dari sistem logistik pangan kita perbaiki ke depan," katanya.