Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Sesalkan Sikap Ponpes Gontor, Awalnya Sebut Almarhum Meninggal karena Sakit, Ternyata Dianiaya

Kompas.com - 06/09/2022, 16:40 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kasus tewasnya santri Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menjadi sorotan.

Santri berinisial AM meninggal diduga akibat dianiaya santri lainnya. Hal ini diketahui dari temuan luka lebam di jasad korban.

Namun, sebelumnya, dalam surat keterangan kematian AM dari Rumah Sakit (RS) Yasfin Darusalam Gontor, menyebutkan bahwa korban meninggal akibat sakit.

Keluarga yang mengetahui AM meninggal karena penganiayaan, menyesalkan sikap Ponpes Gontor yang dinilai menutupi peristiwa sebenarnya.

"Yang disesalkan adalah, ada hal yang tidak konsisten ketika awal mengatakan anaknya meninggal karena sakit. Ketika mereka memaksa membuka jenazah melihat kondisi, ternyata dianiaya. Jadi terkesan ditutupi," ujar kuasa hukum keluarga korban, Titis Rachmawati, saat memberikan keterangan pers, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Ponpes Gontor Dituding Kelabui Keluarga Santri yang Tewas karena Dianiaya

Terkait surat kematian tersebut, Titis mengatakan, dalam surat itu tertulis nama dokter berinisial MH yang menyatakan bahwa korban meninggal karena penyakit tidak menular.

MH juga membubuhkan tanda tangan pemeriksaan dalam surat yang diterbitkan pada hari kematian AM, yakni 22 Agustus 2022.

Saat penyerahan jenazah di Palembang, seseorang yang mengaku sebagai perwakilan dari Ponpes Gontor memberikan surat itu kepada keluarga korban.

Ibu AM, Soimah, yang meragukan anaknya meninggalnya karena sakit, memaksa agar peti jenazah dibuka. Begitu peti dibuka, keluarga menemukan luka lebam di jasad korban dari kepala sampai dada.

"Setelah didesak pihak Gontor mengakui bahwa AM ini meninggal karena dianiaya. Bukan sakit seperti yang terulis dalam surat itu," ucap Titis.

Baca juga: Polres Ponorogo Gelar Olah TKP Dugaan Penganiayaan di Pondok Gontor

Ponpes Gontor minta maaf

PONDOK GONTOR—Inilah pintu masuk Pondok Gontor 1 yang berada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI PONDOK GONTOR—Inilah pintu masuk Pondok Gontor 1 yang berada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Pada Senin (5/9/2022), Ponpes Gontor mengeluarkan pernyataan resmi terkait kematian AM.

Juru bicara Pondok Modern Darussalam Gontor Noor Syahid menyampaikan, pada poin pertama,  ponpes memohon maaf sekaligus menyatakan dukacita atas meninggalnya AM kepada orangtua dan keluarga almarhum di Palembang.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ungkapnya.

Noor menuturkan, Ponpes Gontor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga korban bila dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan tak terbuka.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Pondok Gontor soal Santrinya Tewas Diduga Dianiaya, Murid yang Terlibat Sudah Dikeluarkan

Adapun pada poin kedua, Noor menjelaskan, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang membuat korban meninggal dunia.

“Menyikapi hal ini kami langsung bertindak cepat dengan menindak atau menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut,” tuturnya.

Dia menerangkan, bersamaan dengan hari kematian korban, Ponpes Gontor telah memberikan sanksi kepada santri yang diduga terlibat dalam kasus itu berupa dikeluarkan secara permanen dari ponpes.

Terakhir, Noor mengungkapkan bahwa Ponpes Gontor siap untuk mengikuti segala upaya penegakan hukum terkait kasus meninggalnya AM.

Baca juga: Kisah Soimah, Mencari Keadilan atas Kematian Anaknya di Ponpes Gontor, Mengadu ke Hotman Paris

Penjelasan polisi soal kasus tewasnya santri Ponpes Gontor

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono WibowoKOMPAS.COM/Dokumentasi Polres Ponorogo Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo

Terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap AM, personel Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Ponorogo mengadakan olah tempat kejadian (TKP) perkara di Ponpes Gontor pada Selasa (6/9/2022).

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo menerangkan, kasus ini akan naik ke tahap penyidikan. Maka dari itu, olah TKP ini bertujuan untuk memperkuat fakta dalam penyidikan.

Olah TKP dilakukan selepas penyidik memeriksa sembilan saksi, yang terdiri dari dua santri, empat dokter, dan tiga pengurus pondok.

Baca juga: Polisi Sebut Korban Kasus Penganiayaan Santri di Pondok Gontor 3 Orang

Catur membeberkan, pemeriksaan saksi bakal bertambah karena rangkaian kejadian tak hanya di satu titik.

“Kemungkinan saksi diperiksa akan bertambah karena rangkaian kejadian tidak hanya satu titik saja,” terangnya.

Ia menambahkan, polisi juga akan memeriksa santri yang dikeluarkan oleh Ponpes Gontor yang diduga terlibat dalam kasus ini.

Saat disinggung soal barang bukti, Catur menyampaikan bahwa polisi telah mengamankan barang bukti terkait kasus dugaan penganiayaan ini.

Baca juga: Santri Tewas Diduga Dianiaya di Pondok Gontor, 7 Saksi Diperiksa

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Palembang, Aji YK Putra; Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Pythag Kurniati, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Surabaya
Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Surabaya
Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Surabaya
ABK Tewas Terjatuh di Probolinggo

ABK Tewas Terjatuh di Probolinggo

Surabaya
Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Surabaya
Maling Motor di Surabaya Tertangkap Usai Terjebak Macet

Maling Motor di Surabaya Tertangkap Usai Terjebak Macet

Surabaya
Kepala Kesbang Jatim Jadi Penjabat Wali Kota Madiun

Kepala Kesbang Jatim Jadi Penjabat Wali Kota Madiun

Surabaya
Dokter RSUD Grati Jadi Korban Kecelakaan Moge di Probolinggo

Dokter RSUD Grati Jadi Korban Kecelakaan Moge di Probolinggo

Surabaya
Cerita Pilu Khotijah, Ibu Remaja Korban Tawuran Maut di Surabaya

Cerita Pilu Khotijah, Ibu Remaja Korban Tawuran Maut di Surabaya

Surabaya
Saksi Ungkap Kecelakaan Rombongan Harley-Davidson di Probolinggo, Moge Saling Bersenggolan

Saksi Ungkap Kecelakaan Rombongan Harley-Davidson di Probolinggo, Moge Saling Bersenggolan

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tewas dalam Tawuran di Surabaya Sudah Kembali, Ponsel Belum Ditemukan

Sepeda Motor Korban Tewas dalam Tawuran di Surabaya Sudah Kembali, Ponsel Belum Ditemukan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Remaja di Surabaya Tewas Diduga Dikeroyok dalam Tawuran, Ibu: Demi Allah, Saya Tidak Rida

Remaja di Surabaya Tewas Diduga Dikeroyok dalam Tawuran, Ibu: Demi Allah, Saya Tidak Rida

Surabaya
Rombongan Harley-Davidson Kecelakaan di Probolinggo, Suami Istri Tewas

Rombongan Harley-Davidson Kecelakaan di Probolinggo, Suami Istri Tewas

Surabaya
Gadis 17 Tahun Diperkosa 2 Pemuda Saat Berwisata di Pulau Merah Banyuwangi

Gadis 17 Tahun Diperkosa 2 Pemuda Saat Berwisata di Pulau Merah Banyuwangi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com