Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Peringatan HUT RI dari Panti Jompo di Kediri, Mulai dari Lomba hingga Tumpengan

Kompas.com - 18/08/2022, 15:36 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Rasa gegap gempita perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI) memang sudah selayaknya dirasakan berbagai kalangan.

Para penghuni panti bernama Sanggar Bocah Dolanan (Bodol) dan Rumah Segala Anak Bangsa (Ranseba) di Jalan Pangrango, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, juga antusias merayakan HUT RI.

Dibantu para relawan, mereka mengikuti berbagai kegiatan. Mulai dari kerja bakti membersihkan panti, aneka hiburan, hingga puncaknya dengan syukuran nasi tumpeng.

Meski kegiatan sederhana, tetapi makna kebersamaan, persaudaraan, rasa bahagia, dan sukacita, terpancar dari wajah para penghuni.

"Semangat di Hari Kemerdekaan. Merdeka!," ujar Sahroni (70), salah seorang penghuni sanggar, dalam sambungan telepon, Rabu (17/8/2022).

Pemilik rumah yang dijadikan panti tersebut, Antok Beler mengaku sengaja menggelar berbagai kegiatan agar penghuni bisa merasakan atmosfer peringatan HUT RI seperti warga lainnya.

Baca juga: Rupa-rupa Kegiatan Warga Kediri Peringati HUT Ke-77 RI

"Meski mereka (penghuni panti) tidak punya dokumen identitas diri tapi mereka merupakan warga negara Indonesia yang mempunyai hak yang sama untuk berbahagia di Hari Kemerdekaan ini," ujar Antok Beler saat dihubungi.

Sanggar Bodol yang berdiri sejak 2008 dan Ranseba pada 2015 tersebut selama ini memang dikenal cukup aktif berkegiatan. Selain kegiatan internal, juga kerap menggunakan momentum hari besar lainnya.

Sanggar itu membawahi 15 lansia yang tinggal di panti dan 20 lansia dampingan. Mayoritas mereka adalah kelompok rentan, tidak mempunyai sanak saudara, serta tanpa identitas.

Para penghuni lansia, rata-rata kondisinya juga butuh perhatian ekstra karena mengalami sakit akibat faktor usia maupun penyakit lain semisal strok.

Mereka awalnya adalah lansia yang ditemukan telantar di pasar atau pinggiran jalan. Mereka lalu ditampung di panti yang kebetulan terletak di belakang pasar tersebut.

Bahkan ada juga penghuni yang ditinggalkan keluarganya di sanggar Ranseba.

"Ada yang datang ke sini menitipkan lansia yang diakui teman kerjanya. Belakangan diketahui itu adalah anak tunggal yang membawa orang tua kandungnya," ungkap Antok.

 

Sesuai namanya, rumah segala anak bangsa, sehingga penghuni panti tersebut juga datang dari berbagai latar belakang agama maupun suku bangsa.

"Siapapun boleh masuk. Kita tidak memandang suku, agama, maupun ras dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," Antok yang juga Koordinator Gusdurian Pare ini menambahkan.

Sejumlah penghuni Sanggar Ranseba, Jl Pangrango Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, saat menggelar tumpengan peringatan HUT RI ke-77, Rabu (17/8/2022).Dok Sanggar Ranseba Sejumlah penghuni Sanggar Ranseba, Jl Pangrango Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, saat menggelar tumpengan peringatan HUT RI ke-77, Rabu (17/8/2022).
Pengelolaan Sanggar

Antok mengatakan, pengelolaan sanggar dilakukan secara swadaya dengan dukungan para relawan maupun individu-individu dermawan lainnya.

Begitu juga dengan biaya operasional, kerap dilakukan secara swadaya karena tidak adanya donatur tetap yang mampu menyokong penuh operasional sanggar.

"Kami lebih sering urunan antar relawan," ujar pria yang juga berprofesi sebagai sopir panggilan itu.

Baca juga: Cerita Warga Kediri Bentangkan Bendera Sepanjang 1.000 Meter, Kades: Menjahitnya Sebulan

Kemandirian para penghuni, salah satu contohnya yang sehat turut membantu yang sakit, juga menjadi salah satu kunci pengelolaannya.

Respons Pemerintah

Camat Pare Nizam menyatakan, rasa bangga dan apresiasinya terhadap kegiatan yang digelar sanggar tersebut.

"Kepada teman-teman itu saya salut, bangga. Mereka di hari kemerdekaan ini juga bisa memikirkan orang lain," ujar Nizam.

Selama ini, Nizam menambahkan, pihaknya juga senantiasa mendukung semua kegiatan panti dan melibatkannya di kegiatan-kegiatan kecamatan.

Nizam berharap para relawan bisa terus konsisten menjaga roh rumah lansia dan terus memperbaiki diri dengan manajemen yang lebih baik lagi. Sehingga bisa menjadi contoh bagi generasi-generasi mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com