LUMAJANG, KOMPAS.com - Warga Desa Gedang Mas, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dikagetkan dengan penemuan bangkai dua ekor anak sapi yang dibuang ke sungai oleh orang tidak dikenal.
Kedua anak sapi itu ditemukan warga dalam kondisi sudah mati dan terbungkus kantong beras di dasar sungai sedalam 15 meter pada Senin (27/6/2022).
Warga menduga, anak sapi yang dibuang itu mati akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti hampir seluruh wilayah Kabupaten Lumajang dalam dua bulan terakhir.
Baca juga: 10.000 Dosis Vaksin PMK Tiba di Lumajang, Prioritas untuk Sapi Perah
Supardi, salah seorang warga, mengatakan, penemuan dua ekor anak sapi itu bermula ketika warga mencari sampah di sungai. Tiba-tiba, orang itu menemukan karung beras yang terlihat berat tergeletak.
Karena penasaran, sang pencari sampah itu pun membuka bungkusan tersebut. Ia terkejut saat mengetahui isinya adalah dua anak sapi.
"Ada yang sedang ke sungai sepertinya cari sampah terus nemu anak sapi dibungkus," kata Supardi di Lumajang, Selasa (28/6/2022).
Baca juga: 16 Bulan Ambruk, Jembatan Sememu di Lumajang Mulai Dibangun, Anggaran Rp 7 Miliar
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Randuagung Iptu Darmanto, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya penemuan anak sapi di bawah Jembatan Ninggar.
Darmanto menduga sapi itu sengaja dibuang pemiliknya. Sebab, jika dilihat dari lokasi penemuannya, tidak memungkinkan jika kedua anak sapi itu hanyut lantaran arus sungai yang kecil.
"Saat dilihat ternyata anak sapi, bukan hanyut tapi dibuang dari atas jembatan, soalnya arus sungai ini cukup kecil jadi tidak mungkin kalau hanyut," kata Darmanto.
Darmanto juga meyakini, kedua anak sapi itu sengaja dibuang pemiliknya lantaran terjangkit wabah PMK. Sebab, sampai hari ini belum ada laporan warga yang merasa kehilangan sapi.
"Dugaan sementara ya sengaja dibuang akibat kena PMK, soalnya sampai hari ini belum ada laporan warga yang kehilangan sapi," pungkasnya.
Kini, dua bangkai anak sapi itu telah dikubur oleh warga di sekitar lokasi penemuan untuk menghindari adanya bau dan penyebaran wabah PMK terhadap sapi warga yang lain.
Untuk diketahui, jumlah sapi terpapar PMK di Lumajang telah mencapai 7.000 ekor lebih. Hal ini sekaligus menjadikan Lumajang masuk dalam kategori zona merah daerah penyebaran wabah PMK.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.