Kepala Desa Jugo Suminto mengatakan, sebelum longsor terjadi pihaknya sudah melakukan upaya-upaya antisipasi.
Yaitu mewanti-wanti Slamet agar waspada dan menjaga diri jika sewaktu-waktu hujan mulai turun.
"Dua hari sebelumnya kami sudah terima laporan dari Pak RT adanya potensi longsor. Lalu kita imbau untuk waspada," ujarnya.
Akibat peristiwa itu rumah Slamet mengalami kerusakan cukup parah sehingga tidak bisa lagi ditinggali. Untuk sementara waktu mereka harus mengungsi.
Slamet menuturkan, saat ini mereka mengungsi di rumah Ponijan, kakaknya yang tinggal beberapa ratus meter dari rumahnya.
Baca juga: Longsor di Gunung Salak Hentikan Pasokan Air Bersih ke Tangerang
Namun itu dilakukannya hanya untuk istirahat malam hari. Sebab pada siang, dia tetap beraktivitas di rumahnya sembari mengurus sapinya.
"Kalau siang ya kembali ke rumah untuk bersih-bersih. Sapinya juga masih di sana," kata Slamet.
Slamet mengaku tidak tahu sampai kapan dia akan menjalani kehidupan barunya itu. Dia berharap rumahnya itu segera dibangun kembali. "Akan dibangun pemerintah. Tadi sudah diukur-ukur," pungkasnya.
Suminto membenarkan adanya bantuan pemerintah tersebut. Namun pelaksanaannya masih menunggu hasil assessment yang dilakukan para pihak.
Assessment itu perihal kelayakan lahan untuk hunian maupun opsi relokasi jika ditemukan ketidaklayakan lahan.
"Tadi sudah disurvei oleh Dinas Perkim hingga BPBD. Kalau tanahnya layak, ya, dibangun di situ kalau tidak layak direlokasi," ungkap Suminto.
Baca juga: Longsor di Kabupaten Bogor, Seorang Ibu Tewas dan Bayi Luka-luka
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randhy Agatha mengatakan, meski tidka ada korban jiwa namun kerugian materiil akibat rusaknya rumah itu mencapai Rp 100 juta.
Pihaknya bersama berbagai elemen sudah turun di lokasi untuk menyerahkan bantuan awal hingga pembersihan lokasi.
"Selanjutnya kita koordinasi dengan dinas perkim, pekerjaan umum, pariwisata, dinas sosial, serta Satpol," ujar Randhy dalam kesempatan sebelumnya.
Wilayah Kecamatan Mojo yang berada di kaki Gunung Wilis itu bukan kali ini saja terjadi longsor. Sudah beberapa kali terjadi dan menimbulkan kerugian materiil yang cukup besar.
Perihal itu, Randhy mengatakan, pihaknya meningkatkan upaya-upaya edukasi untuk pencegahan dan kesiapsiagaan.
Baca juga: Jalur Penghubung di Trenggalek Longsor, Warga Harus Melintas secara Bergantian
Di antaranya dengan membentuk tim Siaga Bencana Desa (TSBD) dan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) di sana.
"Untuk penanganan saat longsor kami lakukan tanggap darurat dan pasca bencana dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi." pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.