MALANG, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang meminta Pemerintah Kabupaten Malang segera menerbitkan status tanggap darurat terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak.
Tujuannya, agar langkah-langkah terkait penanganan lebih mempunyai landasan konkret dan jelas.
"Salah satunya seperti pergeseran anggaran jika memang diperlukan," ungkap Ketua DPRD Kabupaten Malang, Darmadi melalui sambungan telepon, Senin (13/6/2022).
Baca juga: Penjualan Hewan Kurban Jelang Idul Adha, Pemkot Malang: Nanti Harus Ada Surat Izin...
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur telah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 188/362/KPTS/013/2022 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (Foot And Mouth Disease).
"Pemerintah Provinsi Jawa Timur kan sudah menetapkan kondisi darurat PMK di Jawa Timur. Maka sesuai SK Gubernur kami berharap Pemerintah Kabupaten Malang juga bisa menerbitkan status serupa," jelasnya.
Darmadi juga merekomendasikan Pemerintah Kabupaten Malang membentuk skema penanganan PMK.
Salah satunya rencana pengalokasian anggaran belanja tak terduga (BTT) untuk penanganan PMK.
"Khususnya untuk wilayah di tiga kecamatan. Yakni Pujon, Ngantang Kasembon. Sebab di sana jumlah ternak sapi yang terindikasi PMK diperkirakan mencapai belasan ribu," tuturnya.
"Terlebih, mayoritas warga di sana 75 persen berprofesi sebagai peternak sapi perah," imbuhnya.
Baca juga: Warga Temukan Mayat Mengapung di Sungai Molek Malang, Terdapat Luka di Kepala
Proses pendataan terhadap populasi sapi yang ada di Kabupaten Malang diharapkan juga turut dipercepat, baik untuk sapi yang masih sehat, maupun sapi yang telah dikonfirmasi PMK.
"Sehingga nanti ketemu berapa jumlah kebutuhannya. Sebab penanganan PMK ini tidak hanya pada yang sakit, tapi yang sehat juga harus dijaga," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus PMK pada hewan ruminansia dan babi di Kabupaten Malang tercatat sebanyak 5.623 ekor.
Sementara khusus untuk Kecamatan Ngantang, Kasembon, dan Pujon dilaporkan mencapai 11 ribu ekor, dan itu belum terdata di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.