SIDOARJO, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan sejumlah produsen makanan tahu yang masih menggunakan bahan bakar dari sampah plastik.
Saat melakukan inspeksi di kawasan industri kecil makanan tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tim menemukan 16 industri yang menggunakan bahan bakar sampah plastik.
Baca juga: Bocah Enam Tahun di Sidoarjo Tewas Tenggelam di Sungai, Polisi: Neneknya Mengaku Lupa Kunci Pagar
Kasubdit Tanggap Darurat KLHK, Haneda Sri Mulyanto mengatakan, di lokasi tersebut ada 67 produsen tahu.
Sebanyak 28 produsen sudah menggunakan bahan bakar kayu, 16 produsen menggunakan plastik, 16 produsen lainnya menggunakan bahan bakar campuran kayu dan plastik.
Namun demikian, pihaknya masih belum bisa langsung memberikan sanksi tegas berupa penutupan.
Dikhawatirkan sanksi tegas justru memunculkan dampak lain.
"Kalau dilarang mesti dicarikan alternatifnya agar mereka tetap bisa berusaha," kata Haneda.
Baca juga: Mayat Perempuan Ditemukan di Sidoarjo, Diduga Korban Pembunuhan
Kepala DLHK Sidoarjo, M Bahrul Amig menyebutkan, penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar tidak ramah lingkungan karena dapat menghasilkan gas rumah kaca seperti CO2, NOX dan karbon organik.
Pembakaran sampah plastik juga bisa menghasilkan senyawa kimia dioksin yang berbahaya bagi lingkungan serta tubuh manusia apabila menghirupnya.
Baca juga: Stok Daging Sapi di Sidoarjo Aman, Pedagang Diminta Tak Memainkan Harga
Pihaknya memberi solusi pengusaha tersebut untuk segera beralih ke elpiji atau kayu bakar.
“Kami terus mendorong teman-teman produsen tahu untuk beralih ke bahan bakar lain. Buktinya, sudah banyak pengusaha yang pakai kayu bakar dan tetap berjalan. Artinya kan pengusaha tetap bisa dapat untung meski tidak memakai sampah plastik," kata Amig.
Seorang pegawai salah satu IKM tahu, Yoga, mengatakan ada perbedaan harga antara bahan bakar plastik dan kayu.
Harga kayu bakar per truk di kisaran Rp 1 juta, itu hanya untuk tiga hari.
Sementara harga sampah plastik hanya Rp 300.000 untuk satu pikap.
“Jika dibandingkan, selisihnya cukup banyak antara penggunaan bahan bakar kayu dan plastik,” papar Yoga.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Disidak Kementrian LH, 16 Produsen Tahu di Sidoarjo Gunakan Bahan Bakar Sampah Plastik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.