Lewat pernikahan massal ini, pihaknya memberikan kesempatan kepada para santri yang ingin membina rumah tangga.
Meski demikian, Syaiful menerangkan bahwa tidak ada paksaan kepada para santri apakah ingin menikah dengan sesama santri dalam pondok atau dengan orang lain.
"Kalaupun mereka mau, ya tanda tangan dan nantinya Bu Nyai (Umi Habibah) selaku pengasuh pondok pesantren ini yang akan menentukan. Karena untuk menentukan pasangan seseorang tidak mudah," tuturnya.
Karena pasangan dirahasiakan, lalu bagaimana cara para peserta nikah massal itu dijodohkan?
Syaiful menyampaikan, banyak pertimbangan yang dilakukan oleh Bu Nyai untuk menentukan jodoh seseorang, di antaranya perilaku, pengetahuan, berat dan tinggi badan.
Selain hal-hal tersebut, Bu Nyai juga menjalankan shalat istikharah (shalat untuk memohon petunjuk).
"Total ada sebanyak 22 orang pasangan pengantin yang dinikahkan tahun ini, yakni pada Minggu (22/5)," bebernya.
Sejak pertama kali digelar, nikah massal tersebut diikuti sekitar 250 pasangan.
"Selanjutnya, mereka setelah menikah ditempatkan di bilik-bilik kamar yang ada di lingkungan pondok pesantren sebelum mereka diberangkatkan untuk membantu cabang kami yang ada di berbagai daerah," terang Syaiful.
Baca juga: Pengusaha Surabaya Berikan Hadiah Mewah untuk Pernikahan Maudy Ayunda-Jesse Choi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.