Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Punya 4 Sapi tapi Sakit Semua, Sama Bapak Suruh Jual"

Kompas.com - 13/05/2022, 12:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Fitria Lestari, warga Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memilih menjual empat sapi miliknya.

Ia mengaku menjual empat sapi miliknya karena takut sewaktu-waktu sapinya mati akibat wabah penyakit mulut dan kuku.

Padahal sapi-sapi yang telah dirawat bertahun-tahun itu rencananya akan dijual di hari raya Idul Adha

Sayangnya, harga jual ternak tidak sebanding dengan biaya perawatan yang selama ini dilakukan. Bahkan peternak menjual di bawah harga pasaran pada umumnya.

"Saya punya 4 ekor sapi tapi sakit semua, jadi sama bapak suruh jual karena takut tiba-tiba mati," kata Fitria, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Nestapa Peternak di Lumajang, Pilih Jual Sapi dengan Harga Murah Imbas Wabah PMK

Sapi berusia 10 tahun dengan berat 200 kilogram itu dibanderol dengan harga Rp 12 juta. Padahal, seharusnya sapi itu bisa laku dengan harga Rp 18 juta rupiah.

Kejadian serupa juga terjadi di Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Desa Kalibendo Kasiyono Efendi.

Ia mengatakan sapi yang seharusnya terjual Rp 30 juta, dijual peternak seharga Rp 15 -19 juta.

"Ya memang bukan harga sewajarnya tapi warga kan berpikir daripada nanti mati malah ruginya banyak," terang dia.

Baca juga: Cegah PMK, Pemkab Lumajang Siagakan Dokter Hewan di Semua Pasar Hewan

Penyemprotan pasar hewan Lumajang oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang antisipasi PMKKOMPAS.com/Miftahul Huda Penyemprotan pasar hewan Lumajang oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang antisipasi PMK
Peternak sapi lain, Warsono juga memilih hal yang sama. Empat sapinya beberapa hari lalu mengalami keluhan sakit mulut dan kuku. Satu di antaranya bahkan tidak bisa berdiri.

Warsono pun mencoba memberikan sapinya obat-obatan. Namun, sapinya tak kunjung sehat.

Ia pun terpaksa menjual dua sapinya dengan harga yang cukup murah. Padahal, rencananya sapi-sapi itu akan dijual ketika mendekati momen Idul Adha.

"Dari pada mati akhirnya tak jual saja, meskipun cuma laku Rp 13 juta," ujarnya.

Dari data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Lumajang, wabah PMK makin menyebar.

Baca juga: Kasus PMK di Lumajang Bertambah, 380 Sapi dan 7 Domba Terjangkit

Yang awalnya hanya menyebar di empat kecamatan, kini sudah menjadi 10 kecamatan. Total jumlah ternak yang terpapar sebanyak 380 ekor. Bahkan kasus kematian telah mencapai 5 ekor.

Pantauan di lapangan, dalam beberapa hari terakhir, pemerintah berupaya memutus mata rantai penyebaran PMK dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang-kandang dan pasar hewan.

Di samping itu, para peternak juga melakukan berbagai upaya seperti memberi ramuan obat tradisional dari kunyit, air kelapa muda yang dicampur telur ayam kampung.

SUMBER: KOMPAS.con (Penulis: Miftahul Huda | Editor : Pythag Kurniati), TribunJatim.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com