Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Berbobot 275 Kg yang Jatuh dari Lift Rumahnya Dirawat di RS, Begini Kondisinya

Kompas.com - 09/05/2022, 20:47 WIB
Nugraha Perdana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Pria bernama Dwi Ariesta Wardhana (38) yang memiliki bobot 275 kilogram asal Kota Malang, Jawa Timur kini berangsur membaik usai jatuh dari lift rumahnya.

Ibu korban, Ninik Endah Widayani saat ditemui di rumahnya yang berada di Puri Kartika Asri, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang bercerita tentang kondisi anaknya itu.

Dia mengatakan, Dwi saat ini dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang dengan kondisi masih patah di dua kakinya.

Pada saat hari kejadian Jumat (7/5/2022), Dwi dilarikan ke IGD untuk dilakukan pembersihan luka yang ada.

Baca juga: Detik-detik Pria Berbobot 275 Kg Jatuh dari Lift di Rumahnya, Butuh 3 Jam dan 12 Orang untuk Evakuasi Korban

"Saya nggak ikut jaga, tapi kata saudara saya yang di RSSA katanya sudah bisa pindah kamar tapi belum. Terus katanya di-gips juga kakinya, sebelum dioperasi di-rontgen dulu sama nunggu bengkaknya kempes," kata Nini saat diwawancarai pada Senin (9/5/2022) sore.

Ninik mengungkapkan, sosok Dwi sehari-hari sebenarnya masih bisa berdiri dan kuat berjalan meskipun tidak bisa jauh.

Aktivitas Dwi sehari-hari biasanya memang berada di lantai dua rumah tersebut.

Dwi sebagai satu-satunya anak yang tinggal bersamanya juga kerap mengantar dirinya ke rumah sakit untuk kontrol berobat. Sementara anak sulungnya sudah tidak tinggal bersama. 

"Memang keluarga saya ini memiliki berat badan yang lumayan, Dwi saja mulai TK beratnya sudah 60 kilogram, terus saya ini 130 kilogram. Saya biasanya pakai lift juga ke atas untuk nyuci-nyuci, terus Dwi kalau makan juga turun pakai lift," katanya.

Baca juga: Pria Berbobot 275 Kg Jatuh dari Lift di Rumahnya di Malang, Butuh 12 Orang untuk Evakuasi

Selain itu, Dwi memiliki kesibukan sehari-hari berkesenian mengukir berbagai kerajinan tangan seperti lampu tidur.

"Anak saya itu senang ngukir dari bahan paralon, ya laku dijual, ada yang harga Rp 60.000, Rp 100.000, sampai hasilnya itu ada yang dia kasihkan ke saya. Dia kan juga punya koleksi pisau sama senapan itu kayunya juga diukir sama dia," katanya.

Ninik yang sehari-hari duduk di kursi roda itu mengaku menyesal atas peristiwa yang menimpa anaknya.

Sebab hal itu terjadi ketika dirinya memanggil Dwi untuk menolongnya yang sedang dalam keadaan sakit. Ia meminta Dwi untuk mengambilkan tisu. 

"Saya itu kan sakit, kaki saya juga patah nggak bisa jalan, waktu sebelum kejadian itu ada infeksi dan melembung terus membengkak berdarah. Saya kehabisan tisu di tempat tidur, terus manggil anak saya itu, saya teriak 'mama takut'. Dwi terus naik lift, pas waktu tombol dipencet jatuh kedengaran duarrr," paparnya. 

Baca juga: 100 Persen ASN Pemkot Malang WFO Usai Libur Lebaran

Ninik hingga saat ini masih merasa bersalah karena tidak bisa membantu anaknya setelah terjatuh dari lift jenis untuk barang dari lantai dua ke satu.

Dia mengungkapkan sebenarnya kondisi lift tersebut dengan sling yang tidak sesuai standarnya.

"Kalau nggak salah itu slingnya ada yang putus, atau ukurannya nggak sesuai tapi saya lupa, sebenarnya sama (tukang) yang sering betulin itu nggak apa-apa katanya, tapi mungkin Dwi itu lupa atau gimana karena keadaan saya jadinya panik," katanya.

Perlu diketahui, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (7/5/2022). Saat itu sebanyak 17 orang, baik warga dan berbagai pihak membantu mengevakuasi Dwi ke rumah sakit.

"Memang kan susah sekali untuk membopongnya dari lift itu, dikira warga sini ada elpiji meletus. Alhamdulillah warga sini membantu semua, terus naik ambulans itu nggak cukup jadinya pakai mobil pikap, saya juga menyesal ngapain anak saya, saya panggil waktu itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com