Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aiptu Jailani, Sosok Polisi yang Dikenal Tegas oleh Warga Gresik Itu Telah Berpulang

Kompas.com, 18 April 2022, 14:01 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Bagi warga Gresik, Jawa Timur, terutama yang pernah mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) pasti mengenal sosok Aiptu Jailani. Polisi yang dikenal tegas mengakkan aturan itu kini telah berpulang menghadap Tuhan.

Aiptu Jailani (53) yang menjabat sebagai Baur SIM Satpas Polres Gresik itu meninggal diduga akibat serangan jantung.

Ia sempat mendapatkan penanganan dari tim medis Rumah Sakit Semen Gresik. Namun, Aiptu Jailani dinyatakan meninggal pada Minggu (17/4/2022) sekitar pukul 20.50 WIB.

"Benar mas (meninggal dunia), rencananya besok dimakamkan," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Gresik AKP Engkos Sarkosi, saat dikonfirmasi, Minggu malam.

Selama berseragam korps kepolisian sejak 1990, Aiptu Jailani dikenal sebagai sosok tegas dan tak pandang bulu dalam menegakkan aturan.

Sejumlah pejabat yang menumpangi atau mengendarai kendaraan tak sesuai aturan pernah ditilang oleh Aiptu Jailani yang sedang bertugas mengatur lalu lintas.

Baca juga: Lebih Dekat dengan Aiptu Jailani, Polisi yang Membimbing Wisely Lolos Tes SIM

Bahkan, Aiptu Jailani pernah menilang istrinya, Rahmawati, karena tidak mematuhi aturan lalu lintas pada Maret 2012.

Saat itu, Jailani sedang bertugas mengamankan car free day di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gresik. Lokasi itu berada dekat tempat tinggal Jailani.

Tak lama, istri Jailani melintas di lokasi tanpa menggunakan perlengkapan yang telah ditentukan untuk pengendara. Tanpa melihat unsur kekeluargaan, Aiptu Jailani langsung menilang istrinya sendiri.

Setelah kejadian itu, sang istri sempat tak menegur Jailani karena telah menilangnya di jalan raya.

Beberapa kali viral

Aiptu Jailani juga beberapa kali menjadi perbincangan masyarakat karena tindakan tegasnya. Khususnya, bagi para pemohon pembuatan SIM di Satlantas Polres Gresik.

Salah satu yang belakangan viral di media sosial dialami pemohon SIM atas nama Andrian (19), warga Jalan Gubernur Suryo, Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.

Aiptu Jailani (tengah) saat memberi pelatihan kepada pemohon SIM di halaman Satlantas Polres Gresik.KOMPAS.com / Hamzah Aiptu Jailani (tengah) saat memberi pelatihan kepada pemohon SIM di halaman Satlantas Polres Gresik.
Andrian harus 16 kali gagal melakukan ujian praktik pembuatan SIM C di Satlantas Polres Gresik. Ujian praktik itu di bawah pantauan Aiptu Jailani.

Andrian rela menjalani latihan praktik zig zag pada lintasan yang disiapkan menjadi area praktik di Satlantas Polres Gresik hingga malam hari.

Kejadian itu kemudian diketahui Kapolres Gresik AKBP Mochammad Nur Azis yang kemudian memberikan will pass kepada Adrian untuk mengurus SIM C pada Jumat (18/3/2022) malam.

"Perasaan saya sangat senang, enggak menyangka juga ketemu Bapak Kapolres pada malam itu. Karena beliau memakai baju muslim, sehingga saya tidak tahu kalau itu Bapak Kapolres. Lebih tepatnya bukan gratis (SIM), tapi diluluskan," tutur Andrian.

Baca juga: Perjuangan Andrian, 16 Kali Gagal Tes Zig-zag untuk Raih SIM C, Latihan sampai Malam hingga Didatangi Kapolres

Pengalaman serupa juga pernah dialami Wisely Michello Putra Sut, warga Jalan Balikpapan, Gresik Kota Baru, Gresik, pada 2018.

Setelah dinyatakan lulus dan mendapatkan SIM C, Wisely membuat surat ucapakan kepada polisi, khususnya Aiptu Jailani. Surat itu kemudian viral di media sosial.

Aiptu Jailani pun mengaku rela harus turun tangan untuk mengajari para pemohon pembuatan SIM berlatih agar lulus ujian praktik.

"Demi pengabdian kepada masyarakat, tidak apa-apa, meski harus turun tangan sendiri sebagai baur SIM untuk mengajari pemohon SIM berlatih, supaya mereka benar-benar bisa mengendarai motor dengan baik, sesuai aturan yang ditentukan,” kata Aiptu Jailani waktu itu, ketika dimintai komentar pasca kejadian surat Wisely.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau