Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Agung Assyuhada Pamekasan, Simbol Perjuangan Mujahid Perang

Kompas.com - 06/04/2022, 05:43 WIB
Taufiqurrahman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

Sebagai tambahan bangunan masjid baru, dibangun dua menara di bagian depan masjid sebelah kanan dan kiri dengan ketinggian 20 meter.

Para pejuang Madura

Kini masjid berubah nama menjadi Masjid Agung Assyuhada Pamekasan.

Penambahan nama Assyuhada ini karena dilatarbelakangi perang pejuang orang Madura yang menolak pendudukan Belanda di Pamekasan pada tahun 1947.

Menurut Baidhawi, pada 4 Agustus 1947, Belanda mengklaim akan menundukkan Pamekasan dalam waktu sehari. Nyatanya klaim itu tidak terbukti.

Pejuang asal Madura menolak dijajah kembali oleh Belanda sehingga pada tanggal 16 Agustus 1947, para pejuang yang terdiri dari pasukan Hizbullah dan Sabilillah melakukan serangan umum terhadap Belanda.

“Serangan umum tanggal 16 Agustus 1947, banyak menelan korban baik dari kubu Belanda maupun syuhada. Belanda berhasil dipukul mundur ke arah selatan. Sedangkan di depan masjid, sekitr 1.500 mayat syuhada bergelimpangan melawan 50.000 pasukan Belanda,” ungkapnya.

Ribuan mayat syuhada itu dikubur di depan halaman masjid.

Baca juga: Awal Ramadhan, Harga 3 Jenis Cabai di Lumajang Melonjak

 

Sebagai penghargaan atas perjuangan syuhada, maka namanya diabadikan menjadi nama masjid yakni Masjid Agung Assyuhada.

Perubahan nama masjid ini dilakukan setelah dilakukan renovasi total pada September 1995 di bawah kepemimpinan Bupati Subagio.

Bentuk masjid lebih modern dengan bangunan seluruhnya menggunakan cor beton. Ada 360 batang cor beton yang ditancapkan ke bumi untuk memperkuat bangunan. Sebab lokasi masjid berada di pinggir sungai yang rawan longsor.

Sampai saat ini, masjid Agung Assyuhada Pamekasan masih kokoh dengan bangunan tiga lantai.

Lantai dasar ditempati kantor takmir, ruang pertemuan, balai pengobatan, dan tempat wudu.

Baca juga: Asyik Berswafoto, Pasangan Muda di Pamekasan Tercebur ke Laut karena Pagar Jembatan Roboh

Di lantai 2 dan 3, ditempati untuk ibadah dengan luas 50 x 50 meter persegi. Masjid ini mampu menampung 4.000 jemaah.

Pada bagian dinding dihiasi dengan ukiran khas Jepara. Ada 4 tiang agung di dalam masjid yang dilapisi dengan marmer.

“Kalau Idul Fitri atau Idul Adha, jemaahnya sampai 10.000 lebih dengan perluasan sampai ke halaman taman Arek Lancor,” tandas Baidhawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com