SURABAYA, KOMPAS.com - Muhammad Rafli Akbar (16), warga Bulak Banteng, Surabaya, tewas dikeroyok tiga remaja yang mengaku tersinggung dengan sikap korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pengeroyokan itu diduga karena korban sempat melirik ketiga pelaku yang mengendarai motor dengan knalpot brong.
Paman korban, Yono, menjelaskan, sebelum keponakannya dikeroyok, korban tengah bermain di rumah temannya, IHM (16), di Jalan Pogot Gang 7A.
Baca juga: Gara-gara Tersinggung, 3 Remaja di Surabaya Keroyok Anak di Bawah Umur hingga Tewas
Menurutnya, pelajar SMA Dr Soetomo ini memang sering meluangkan waktu dengan bermain game di ponsel menggunakan WiFi.
"Pada saat yang bersamaan, dua pelaku yang mengenakan motor berknalpot brong itu melintas," kata Yono kepada wartawan, Selasa (29/3/2022).
Diduga karena suara bising knalpot itu, sontak korban menoleh ke motor yang dikendarai terduga pelaku.
Hal itu pun memancing emosi para pelaku dan mereka mengira korban menantang.
"Mereka (pelaku) diduga tidak terima. Lalu salah satu tersangka mengajak Rafli dan bilang gini 'ayo diselesaikan apik-apikan nang njobo' (ayo diselesaikan baik-baik di luar)," ujar Yono.
Korban dan pelaku pun bertemu di Jalan Platuk Donomulyo. Namun, saat di lokasi, pelaku ternyata mengajak tiga teman lainnya.
Baca juga: Berawal Tidak Beri Uang Rokok, Tiga Pemuda di Palembang Dikeroyok 10 Orang Tak Dikenal
Tanpa basa-basi, pelaku yang diduga berjumlah lima orang itu mengeroyok Rafli yang masih menunggangi sepeda motor.
"Rafli saat itu membonceng temannya (IHM). Dia dipukuli oleh para tersangka," kata Yono.
Lantaran kalah jumlah, korban memilih kabur. Sialnya, saat memacu motor, korban terjatuh karena menghindari lubang di Jalan Dukuh Bulak Banteng.
Korban pun mengalami luka di bagian kepala belakang telinga yang diduga akibat benda tajam.
Mengetahui korbannya berlumur darah dan terkapar tak berdaya, pelaku kabur meninggalkan lokasi.
IHM kemudian meminta tolong pada driver ojek online (ojol) yang kebetulan melintas.
"Temannya (IHM) ini minta tolong supaya diantar ke warung Pogot Baru yang biasa tempat berkumpul teman-temannya," ujar Yono.
Setibanya di tempat tongkrongan, korban kemudian dibawa ke RSUD Soewandhie untuk mendapatkan penanganan medis.
Akibat pendarahan serius, korban akhirnya meregang nyawa sekitar pukul 01.30 WIB.
"Saya lihat itu darahnya keluar terus waktu di RS. Rafli tidak kuat menahan sakit dan terus meronta-ronta. Jenazah korban dimakamkan pukul 09.00 WIB," imbuhnya.
Baca juga: Pulang Hajatan, Tukang Ojek di Ambon Ditemukan Tewas Tergeletak di Jalan Setapak
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji yang mengunjungi rumah keluarga korban di Bulak Banteng Gang Bhinneka menyampaikan belasungkawa yang mendalam.
"Saya atas nama Pemerintah Kota Surabaya menyampaikan duka cita yang mendalam, kami doakan ananda Rafli husnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Armuji.
Ia juga menyemangati agar keluarga diberikan ketabahan menghadapi situasi ini.
Armuji juga menyarahkan tali asih pada keluarga dan akan menyelesaikan tanggungan biaya perawatan di RSUD Dr Soewandhie sehingga tidak membebani keluarga yang juga merupakan masyarakat berpenghasilan rendah.
"Nanti ada tanggungan di RSUD Soewandhie akan kami bereskan sehingga tidak membebani keluarga," ucap Cak Ji, sapaan akrabnya.
Baca juga: Perajin Tempe dan Tahu di Surabaya Mogok karena Kedelai Mahal, Ini yang Dilakukan Armuji
Cak Ji mengaku juga mendapatkan berbagai masukan dari tokoh masyarakat setempat bahwa di wilayah Bulak Banteng dan Platuk Donomulyo kerap digunakan tawuran antargeng setiap malam Minggu dalam dua bulan terakhir.
"Prihatin sekali atas terjadinya tragedi ini, menjadi refleksi dan pekerjaan rumah bagi kita semua bahwa nilai - nilai kemanusiaan tidak boleh hilang dari bumi Surabaya, ayo rek dijogo bareng," kata Cak Ji.
Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan jajaran Pemerintah kota Surabaya untuk mengambil langkah pencegahan dan dan menindak tegas bagi pelaku tawuran di wilayah Bulak Banteng.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang