Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Buang Bayinya ke Sumur karena Sering Di-bully, Apa yang Harus Dilakukan Ketika Dirundung?

Kompas.com - 29/03/2022, 12:21 WIB
Candra Setia Budi

Penulis

KOMPAS.com - Belum lama publik dihebohkan dengan adanya kasus seorang ibu di Jember, Jawa Timur berinisial FN, tega membuang bayinya yang berusia satu bulan ke sumur.

FN membuang bayinya ke sumur karena sering dirundung (di-bully). Sebab, anaknya tidak disusui menggunakan air susu ibu (ASI), melainkan memakai susu formula.

Peristiwa itu terjadi di rumahnya di Dusun Bregoh, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember, Rabu (23/3/2022) lalu.

Baca juga: Sebagai Laki-laki Normal, Sakit Ada Lihat Istri Berhubungan Badan dengan Pria Lain, tapi...

Lalu apa yang harus dilakukan ketika dirundung?

Pengamat Sosiologi dari Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, Rahmat Muhammad mengatakan, perundungan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sosial, ditambah lagi dengan adanya alat bantu media sosial.

Jadi, lanjutnya, ketika kita dirundung sebaiknya tidak usah direspons.

"Jadi itu harus diabaikan saja, tidak perlu reaktif dan responsnya tidak usah berlebihan" kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Ibu yang Buang Bayinya ke Sumur karena Sering Di-bully Jadi Tersangka

Kata Rahmat, merundung itu hanya kepuasan sesaat. Jadi. tidak ada untungnya.

"Apalagi sudah yang ada meninggal, mau tertawa di balik penderitaan orang, tentu tidak kan," tegasnya.

Masih kata Rahmat, ketika seseorang merasa tertekan dengan dirundung, maka tidak menutup kemungkinan seseorang akan melakukan di luar dari nalarnya, sama seperti yang terjadi oleh ibu ini.

Baca juga: Alasan Ibu Kandung di Jember Buang Bayinya ke Sumur, Mengaku Sering Dibully

Hal itu, sambung Rahmat, bisa dicegah jika pihak-pihak ekternal membantunya.

"Seharusnya itu tidak perlu terjadi kalau misalnya kekuatan eksternal juga ikut membantu," ujarnya.

Baca juga: Usai Buang Bayinya ke Sumur, Ibu di Jember Pura-pura Panik dan Ikut Mencari Korban

Rahmat menilai, kemungkinan orang yang merundung ibu tersebut memiliki masalah pribadi.

"Ketika ibu ini melahirkan dan menyusui anaknya pakai susu formula, dan ada orang-orang yang tidak suka dengan si ibu itu dijadikan argumentasi untuk menghukum. Itu sifanya dari personal ke kolektif," jelasnya.

Dalam kasus ini, Rahmat menilai, si ibu lemah dalam proteksi keluarga. Sebab, sangat tidak masuk akal hanya karena dirundung ia tega membunuh bayinya.

Baca juga: Pengamat: Apa Untungnya Mem-bully, apalagi Sudah Ada yang Meninggal, Mau Tertawa di Balik Penderitaan Orang?

"Tapi, apa pun dapat dilakukan oleh seseorang apabila terpojok dan dia sendiri. Kemungkinan juga suami, orangtua, saudara, dan mertuanya tidak membantu akhirnya terjadi seperti ini," jelasnya.

Jadi, kata Rahmat, ini pelajaran bagi kita semua bahwa tidak ada untungnya perundungan itu.

"Jadi, apa untungnya merundung?" pungkasnya.

Baca juga: Terungkap, Bayi di Jember yang Ditemukan di Sumur Dibuang Ibunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com