Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Jelaskan Soal Penyimpangan Seks Kaum Sodom ke Murid, Pengamat: Justru Guru Itu seperti Pak Ribut

Kompas.com - 26/03/2022, 22:34 WIB
Candra Setia Budi

Penulis

KOMPAS.com - Seorang guru sekolah dasar di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bernama Ribut Santoso, mendadak menjadi perbincangan publik setelah video obrolannya dengan sejumlah murid tentang penyimpangan seksual kaum sodom viral di media sosial.

Setelah video itu viral, banyak menuai kontrovesi dari berbagai kalangan.

Terkait dengan itu, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan, apa yang dilakukan guru tersebut tidak ada masalah.

"Ini menjadi pelajaran penting apa yang terjadi di umatnya Nabi Luth. Itu yang dijelaskan oleh Pak Ribut," kaat Ubaid saat dihubungi Kompas.com (26/3/2022).

Baca juga: Viral Video Pak Ribut, Guru SD di Lumajang Ajarkan soal Kaum Sodom, Kadisdik: Kita Nasihati agar Lebih Hati-hati

Jadi, kata Ubaid, apa yang terjadi di umatnya Nabi Luth sebelum masehi yang kita tidak tahu sejarahnya sampai dengan saat ini masih relefan menjadi perbicangan.

"Jadi menurut saya, justru guru itu seperti yang dilakukan Pak Ribut ini," ungkapnya.

Patut diapresiasi

Ubaid mengatakan, ia tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru tersebut terhadap murid-muridnya dan patut diapresiasi.

"Cara pembelajarannya juga menarik mengajak anak-anak untuk menyelesaikan beberapa soal latihan, kemudian menggunakan pendekatan dialog itu penting. Hari ini tidak semua guru melakukan pendekatan itu," ujarnya.

Baca juga: Pak Ribut, Guru yang Videonya Viral, Ternyata Punya Usaha Penyewaan Kostum Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Pentingnya pendidikan seks di sekolah

Ilustrasi sekolah tatap muka.KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG Ilustrasi sekolah tatap muka.

Saat ditanya apakah pendidikan pelajaran seks perlu di sekolah, Ubaid mengatakan, sangat perlu, karena sudah terjadi di mana-mana kekerasan seksual di sekolah dan itu bukan sesuatu yang disengaja.

"Hal itu terjadi karena ketidaktahuan, sehingga anak-anak melakukan itu setelah kejadian mereka baru menyesal, apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan dilakukan," jelasnya.

Ubaid menyebut, masalah seks ini masih menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan baik di level keluarga maupun sekolah.

Baca juga: Mengenal Ribut Santoso, Guru Honorer yang Viral karena Video Berbincang dengan Siswa

Ia mencontohkan, misalnya orang tua melarang anaknya pacaran, tapi itu saja. Namun ia tidak menjelaskan pacaran itu apa?.

Seharusnya, kata Ubaid, orang tua dapat menjelaskan di dalam pacaran itu apa yang tidak boleh.

"Jadi tidak ada pengetahuan seperti itu," ungkapnya.

Ketika disinggung apakah seks edukasi sudah ada kurikulumnya di Kemendikbud, Ubaid pun dengan tegas mengatakan tidak ada.

"Kalau konten itu tidak ada. Itu hanya konten yang sifatnya terintegrasi dengan biologi yang tidak ada penekan khusus pada pendidikan seks, sehingga pesan-pesannya tidak sampai, karena bisa jadi gurunya tidak memahami konten kurikulum dan seterusnya," pungkasnya.

Baca juga: Duduk Perkara Video Viral Pak Guru Ribut Santoso Bahas Penyimpangan Seksual Kaum Sodom dengan Para Siswanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Surabaya
Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Surabaya
Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Surabaya
Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalencana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalencana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Surabaya
Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Maafkan Pria yang Tabrak Anaknya, Isa Bajaj: Dia Tak Sengaja Menyakiti Putri Saya

Maafkan Pria yang Tabrak Anaknya, Isa Bajaj: Dia Tak Sengaja Menyakiti Putri Saya

Surabaya
Pengamat soal Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres: Saatnya Fase Rekonsiliasi

Pengamat soal Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres: Saatnya Fase Rekonsiliasi

Surabaya
5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

Surabaya
Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Surabaya
RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com