JOMBANG, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Desa Ketapang Kuning, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, belum surut sepenuhnya, hingga Selasa (15/3/2022) siang.
Di wilayah itu, banjir melanda sejak Jumat (11/3/2022). Beberapa dusun yang terdampak, yakni Dusun Mlerep, Dusun Simowau, Dusun Kemuning dan Dusun Ketatang Rejo.
Baca juga: Manfaatkan Dana Jimpitan, Desa di Jombang Dirikan Dapur Umum untuk Korban Banjir
Banjir yang melanda Desa Ketapang Kuning membuat sejumlah warga terpaksa mengungsikan hewan ternaknya. Mereka pun terpaksa tidur di luar rumah untuk menjaga ternak yang diungsikan.
Untuk menjaga ternak sapi dari terik matahari dan hujan, warga membangun tenda di tepi Jalan Raya Ketapang Kuning, di dekat kantor desa.
Baca juga: Pernikahan Sejoli di Jombang Tetap Digelar meski Banjir, Keluarga: Tadi Basah Semua, tetapi...
Mulyo (52), warga Dusun Ketapang Rejo menuturkan, banjir melanda lingkungan tempat tinggalnya sejak Jumat malam. Kala itu, ketinggian banjir di tempatnya mencapai 50 sentimeter.
Dia mengungkapkan, karena banjir tak kunjung surut hingga Sabtu (12/3/2022), dia terpaksa mengungsikan sapi miliknya dari kandang menuju jalan desa Ketapang Kuning, karena khawatir sapi miliknya tenggelam.
Karena ternaknya mengungsi, Mulyo terpaksa meninggalkan rumah untuk menjaga ternak miliknya yang diungsikan ke jalan desa.
“Terpaksa tidur di sini untuk menjaga. Kalau anak dan istri tetap di rumah,” kata Mulyo, kepada Kompas.com, Senin (14/3/2022).
Baca juga: Hujan Lebat, 12 Desa di Jombang Banjir
Supardi (50), pemilik ternak lainnya mengungkapkan, banjir yang melanda tempat tinggalnya membahayakan sapi-sapi miliknya.
Saat banjir mencapai hampir 1 meter, dia pun mengungsikan sapinya ke jalan desa, di dekat Kantor Desa Ketapang Kuning.
Dia mengaku terpaksa tidak tidur di rumah karena harus menjaga dua ekor sapi miliknya yang berada di tepi jalan Desa Ketapang Kuning.
“Di dalam rumah rumah banyak airnya. Waktu itu (ketinggian banjir) sampai satu setengah meter. (Sapi) saya bawa ke jalan saja, biar tidak mati. Kalau kena air kan enggak bisa tidur sapinya,” kata Supardi
Baca juga: Bus Wisata Angkut 40 Pelajar Tabrak Truk di Tol Jombang, Kondektur Tewas
Meski terpaksa mengungsi untuk menjaga ternak miliknya, Supardi tidak mengizinkan anak dan istrinya ikut mengungsi. Mereka diminta menjaga rumah sembari menunggu banjir surut.
“Saya tidur di sini (di dekat kandang darurat), kadang-kadang tidur di balai desa,” kata Supardi.
Dia mengatakan, jika banjir sudah benar-benar surut, dia akan membawa kembali sapi miliknya. Saat ini, beberapa warga masih bertahan di tepi jalan desa dan menunggu surutnya banjir.
Adapun pada Senin, ketinggian banjir di Desa Ketapang Kuning antara 20-30 sentimeter. Banjir di desa itu berdampak pada 900 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di empat dusun.
Baca juga: Sekolah di Jombang Terendam Banjir, Ratusan Siswa Diliburkan
Supervisor Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang, Pepy Stevy Maria mengungkapkan, selain intensitas hujan, banjir yang melanda empat dusun di Desa Ketapang Kuning disebabkan meluapnya sungai Marmoyo.
Kondisi terkini, lanjut dia, banjir mulai surut. Dari keempat dusun yang dilanda banjir, saat ini ketinggiannya antara 5-10 sentimeter.
“Hasil koordinasi dengan perangkat desa Ketapang Kuning, kondisi terkini terjadi penurunan debit air,” kata Pusdalops BPBD Jombang, Pepy Stevy Maria, kepada Kompas.com, Selasa.
Dia mengungkapkan, karena kondisi banjir yang terus surut, pihaknya tidak menempatkan relawan di lokasi banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.