MALANG, KOMPAS.com - Video mengenai seorang anak di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang diculik, viral di media sosial
Dalam video berdurasi 20 detik itu terdapat keterangan bahwa seorang bocah diculik dengan cara dimasukkan karung oleh seorang pengendara sepeda motor.
Penculikan terjadi setelah shalat Maghrib berjemaah di masjid pondok pesantren kawasan setempat.
"Beruntung anak tersebut terjatuh dari sepeda motor dan pelaku kabur," demikian tertulis dalam unggahan tersebut.
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Pemkot Malang Berencana Gelar PTM Lagi
Setelah video tersebar, Polsek Gondanglegi mengunjungi rumah anak berinisial NBA (12) itu untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.
"Hasil penyelidikan, kami memastikan bahwa kabar itu tidak benar alias hoaks," ungkap Kapolsek Gondanglegi, Kompol Pujiyono saat ditemui, Rabu (2/3/2022).
Pujiyono menyebutkan, anak itu bersandiwara karena ia absen mengaji selama empat hari.
"Sehingga karena takut dimarahi orangtuanya, dia mengaku diculik. Padahal sebenarnya dia sembunyi," tuturnya.
Baca juga: Ekonomi Kota Malang Tumbuh 4,21 Persen pada 2021
Keluarga NBA sempat panik hingga kebingungan mencari keberadaan bocah tersebut.
Beberapa waktu kemudian, NBA datang diantar oleh salah satu penjual asongan.
"Anak itu kemudian mengaku diculik kepada keluarganya, oleh seseorang dengan cara dimasukkan ke dalam karung. Namun beberapa waktu kemudian anak itu berontak dan berhasil lolos. Keterangan itu ternyata hanya sandiwara anak tersebut," katanya.
Baca juga: Harga Daging Sapi Naik, Pembeli di Malang Beralih ke Daging Ayam
Untuk menangkal informasi yang sudah terlanjur viral di media sosial, Polsek membuat video klarifikasi yang disampaikan oleh NBA secara langsung dan didampingi oleh orangtuanya.
"Kami sudah membuat klarifikasi kepada anak yang bersangkutan, agar informasi sebelumnya tidak menjadi disinformasi," beber Pujiyono.
Selanjutnya, NBA akan diberikan pembinaan, supaya kebiasaan buruknya tidak diulangi kembali.
"Pembinaan supaya ke depan anak ini kembali rajin mengaji, dan tidak lagi berbuat bohong dan sandiwara," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.