GRESIK, KOMPAS.com - Para perajin tempe di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memilih pasrah saat harga kedelai terus melejit.
Meski terimpit kondisi sulit, para perajin tersebut memilih tetap memproduksi tempe.
"Kalau ikut mogok, terus mau makan apa? Saya begini (usaha pembuatan tempe) juga untuk menyambung hidup," ucap Dewi Aminah (47), salah seorang perajin tempe di Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe: Kalau Naik Lagi, Kami Gelar Aksi di Jalan
Dewi Aminah (47) mengatakan, kenaikan harga kedelai saat ini merupakan yang terparah dibandingkan sebelumnya.
"Naiknya lumayan. Dari Rp 6.000 kemudian Rp 8.000 sampai Rp 11.000 dan sekarang Rp 12.000," ujar Dewi.
Baca juga: Konsumen Borong Tahu Tempe, Imbas Produksi Mogok 3 Hari
Kendati harga kedelai sebagai bahan utama pembuatan tempe meroket tajam, namun Dewi mengaku hanya bisa pasrah.
Dia tidak memiliki pemikiran untuk melakukan mogok produksi seperti yang dilakukan para perajin tahu dan tempe di kota-kota lain.
Baca juga: Pabrik Pengolahan Karbon di Gresik Terbakar, Bermula dari Bakar Sampah Ban
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.