Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pantai Payangan yang Jadi Lokasi Ritual Maut di Jember, Ada Teluk Berbentuk Hati

Kompas.com, 15 Februari 2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 11 orang tewas terseret ombak saat melakukan ritual di Pantai Payangan Jember pada Minggu (13/2/2022).

Mereka adalah anggota dari Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara.

Total ada 23 orang yang mengikuti ritual dan mereka berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Jember.

Rombongan tersebut berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember. Mereka kemudian tiba di Pantai Payangan Jember pada Sabtu (12/2/2022) sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca juga: 5 Fakta Pantai Payangan Jember, Punya Bukit-bukit Kecil di Tepi Laut

Ritual pun dimulai. Pada Minggu (13/2/2022) saat peserta meditasi datang ombak besar dan menghantam mereka.

Pada korban pun terseret ombak laut selatan. Bayu, saksi mata bercerita ia melihat ada dua ombak yang datang.

Saat ombak yang pertama datang, ia berdiri dan lari menghindari ombak kedua

Memiliki Teluk Love

Teluk Love di Pantai Payangan, Jember yang unik dan romantis.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Teluk Love di Pantai Payangan, Jember yang unik dan romantis.
Pantai Payangan berada di Dusun Payangan, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Pantai tersebut masuk kawasan pantai selatan yang dikenal memiliki ombak yang ganas.

Pantai Payangan berada di selatan Kota Jember dan berjarak sekitar 38 kilometer dari pusat kota.

Pantai ini memiliki pasir berwarna hitan yang kontras dengan birunya langit dan laut.

Baca juga: Teluk Love Jember yang Romantis dengan Bentuk Hati

Dikutip dari Kompas.com, salah satu daya tarik dari Pantai Payangan Jember adalah bukit-bukit yanga ada di tepi laut.

Para wisatawan bisa naik ke atas bukit untuk menyaksikan pemandangan pantai dari ketinggian.

Salah satu bukit yang bisa didaki adalah Bukit Suroyo yang berada di sisi timur Pantai Payangan.

Dari ketinggian bukit tersebut wisatawan bisa melihat pantai yang berbentuk hati dan dikenal dengan nama Teluk Love.

Selain menyuguhkan keindahan panorama alam, terdapat beberapa peninggalan sejarah di bukit-bukit Pantai Payangan, yakni bunker Jepang.

Baca juga: Kronologi Anak 2 Tahun Selamat dari Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Ada tiga bagian pantai

Jika sisi timur Bukit Suroyo menawarkan keindahan panorama Teluk Love, maka sisi baratnya menyajikan pemandangan lanskap Pantai Payangan.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Jika sisi timur Bukit Suroyo menawarkan keindahan panorama Teluk Love, maka sisi baratnya menyajikan pemandangan lanskap Pantai Payangan.
Kawasan Pantai Payangan sangat luas dan terbagi tiga bagian pantai.

Kawasan pertama adalah kawasan pantai nelayan yang menghadap ke barat daya. Selanjutnya adalah pantai dengan batu karanag yang dipisahkan oleh sebuah bukit.

Sementara kawasan ketiga yang terluas adalah sisi utara pantai dengan batu karang yang dipisahkan bukit kecil.

Pantai itu memanjang ke arah utara lalu berbelok ke arah barat. Jika menyusuri pantai tersebut, pengunjung akan tiba di Pantai Watu Ulo.

Sementara itu dari puncak Bukit Sambojo, pengunjung bisa melihat pemandangan yang indah.

Baca juga: Anak 2 Tahun Selamat dari Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Dari arah timur, garis Pantai Roro Ayu sampai Pantai Canga'an yang panjang melengkung seperti bulan sabit raksasa.

Sementara di ujung timur, terlihat pegunungan hijau yang menjaid bagian dari Taman Nasional Meru Betiri.

Sementara di arah barat laut terlihat hamparan laut berwarna biru. Jika cuaca cerah, akan terlihat Nusa Barongm sebuah pulau tak berpenghuni yang sekarang menjadi cagar alam.

Meski pemandangannya indah dengan air laut berwarna biru cerah, wisatawan dilarang berenang di Pantai Payangan.

Baca juga: Kisah Juru Kunci Bukit Samboja, Terjun ke Laut demi Selamatkan Peserta Ritual yang Terseret Ombak Pantai Payangan

Larangan itu langsung disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember Harry Agustriono.

“Pantai selatan tidak boleh utuk mandi karena gelombangnya besar dan sangat berbahaya karena kita tidak tahu apakah ada pusaran arus bawah laut,” kata Harry kepada Kompas.com, Senin (14/2/2022).

SUMBER: KOMPAS.com (Editor : Anggara Wikan Prasetya)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau