Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa 13 Saksi Terkait Ritual Maut Pantai Payangan Jember yang Tewaskan 11 Orang

Kompas.com - 14/02/2022, 18:55 WIB
Bagus Supriadi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.COM – Polres Jember telah memeriksa 13 saksi kasus ritual maut Pantai Payangan yang menewaskan 11 orang di Jember, Jawa Timur. 

Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan sejumlah saksi yang diperiksa di antaranya warga di sekitar lokasi kejadian maupun saksi korban yang selamat. 

“Belum semua kami dapatkan karena masih ada keterangan yang ditutupi,” kata Hery, Senin (14/2/2022). 

Pihaknya memastikan akan terus menggali fakta terkait kejadian tersebut.

Baca juga: Anak 2 Tahun Selamat dari Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

 

“Ketuanya sendiri belum bisa diambil keterangan karena masih dalam perawatan, mengaku sesak napas karena banyak minum air laut dan beberapa luka di tubuhnya,” jelas dia.

Hery menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan ritual yang dilakukan oleh Nur Hasan, pimpinan dari Tunggal Jati Nusantara, kelompok yang melakukan ritual tersebut. 

Menurutnya, Nur Hasan telah sering mengadakan kegiatan ritual di rumah. 

“Selama ini dia sering mengadakan ritual di rumahnya, seperti zikir dan kegiatan spiritual, pengobatan,” tambah Hery.

Anggota kelompok itu, kata dia, datang dengan berbagai tujuan. Mulai dari memiliki masalah ekonomi, keluarga, hingga ada yang punya masalah santet atau ilmu hitam lainnya.

“Ada juga yang punya tujuan bisa mendapatakan ilmu kanuragan,” papar dia.

Baca juga: Sosok Pemimpin Tunggal Jati Nusantara, Kelompok Penggelar Ritual Maut di Jember, Bekerja Jadi MC Dangdut dan Jualan Online

Ritual di pantai payangan itu, kata dia, ditujukan untuk membersihkan diri, mendapatkan berkah dari ratu pantai selatan.

“Indikasinya adalah aliran kejawen karena dalam kegiatan ada doa doa bahasa Jawa,” ungkapnya. 

Hery menegaskan, jika ada unsur pidana dalam peristiwa tersebut akan ada ancaman pidana bagi pihak yang terlibat untuk memberikan efek jera agar tak terjadi hal serupa. 

“Mengingat anggota kelompok ini ada kurang lebih 100 orang,” ujar dia.

Namun, Hery mengatakan, dari semua anggota itu tidak aktif karena yang datang rata-rata berjumlah 20 orang di kediaman Nur Hasan yang tidak terlalu luas.

Baca juga: Apa Itu Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Penggelar Ritual Berujung Tewasnya 11 Orang di Jember?

Sebelumnya diberitakan sebanyak 23 orang terseret ombak di Pantai Payangan, di Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu pada Minggu (13/2/2022) sekitar pukul 00.25 WIB.

Mereka berangkat dari titik berkumpul di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi menuju Pantai Payangan pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB. Mereka berasal dari Kecamatan Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah.

Tujuannya untuk menjalani ritual. Tiba disana, petugas pantai sudah mengingatkan agar tidak ke laut karena ombak besar. Namun mereka tetap menggelar ritual hingga akhirnya terseret ombak. 12 orang dinyatakan selamat, 11 orang dinyatakan meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com