Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Rela Antri Berjam-jam Demi Minyak Goreng Murah: Harga di Pasar Selisih Jauh

Kompas.com - 11/02/2022, 22:38 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Ratusan warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, rela antri berdesakan demi mendapatkan jatah minyak goreng murah dalam operasi pasar oleh Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur, Jumat (11/2/2022).

Pada operasi pasar yang berlansung di Gedung Bapenda Lumajang itu, minyak goreng kemasan dijual seharga Rp 25.000 per 2 liter.

Mariati (53), warga Jogoyudan mengaku antri berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng murah. Sebab, harga di pasar jauh lebih mahal, yakni Rp 23.000 per liter.

"Mulai dari jam 11 tadi antri. Di pasar harganya selisih jauh," kata Mariati di sela-sela mengantri mendapatkan minyak goreng.

Baca juga: Minyak Goreng Langka, Panjual Gorengan Kawasan Batuaji Libur 5 Hari

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada masalah pada mata rantai distribusi minyak goreng di masyarakat sehingga harganya menjadi mahal dan stok kerap kosong.

Khofifah berulangkali menegaskan bahwa produksi minyak goreng di Jawa Timur surplus sebanyak 4.000 ton per bulan. Namun, persoalan harga minyak tak kunjung terselesaikan, meskipun pemerintah sudah menerapkan mekanisme satu harga.

Menurut Khofifah, produksi minyak goreng di Jawa Timur sebanyak 63.000 ton per bulan. Sementara, kebutuhan minyak goreng hanya 59.000 ton per bulan. Berdasarkan hitungan angka tersebut, Khofifah menyebutkan bahwa produksi minyak goreng masih surplus.

"Harusnya stok minyak goreng di Jawa Timur surplus 4.000 ton per bulan. Berarti terjadi missing link di sini (distribusi minyak goreng)," kata Khofifah dalam operasi pasar minyak goreng di Lumajang, Jumat.

Baca juga: Viral Video Emak-emak Saling Dorong Rebutan Minyak Goreng di Supermarket, Toko Belum Buka Sudah Antre

Khofifah menambahkan, kelangkaan minyak goreng dan harganya yang mahal tidak hanya terjadi di Lumajang. Menurutnya, ritel modern di Pasuruan juga sudah mengalami kekosongan stok dalam tujuh hari terakhir. Sedangkan di pasar tradisional, harganya minyak goreng jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.

"Pasuruan sudah tujuh hari terakhir kosong di minimarket. Di pasar harganya terlampau tinggi dari HET yang ditetapkan," tambahnya.

Khofifah juga mengimbau kepada semua bupati dan wali kota se-Jawa Timur untuk melakukan operasi pasar.

"Jika semua bupati dan wali kota di Jawa Timur bersama-sama melakukan operasi pasar dengan harga HET, saya rasa kita bisa membantu meningkatkan daya beli masyarakat," kata Khofifah.

Baca juga: Cerita Warga Bandung yang Kesulitan Cari Minyak Goreng

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menyampaikan akan segera mengambil tindakan tegas jika ditemukan ada yang sengaja menimbun minyak goreng.

"Kami sudah sampaikan kepada gubernur jika ada yang sengaja menimbun minyak goreng maka akan kami langsung ambil tindakan di lapangan," tegasnya.

Selain itu, Thoriq juga berkeinginan untuk turut andil menjadi penyedia minyak goreng melalui BUMD yang dijual langsung kepada masyarakat agar masalah kelangkaan minyak goreng bisa segera teratasi.

"Kalau diperkenankan kami melalui BUMD ikut menjadi penyedia minyak goreng yang dijual ke masyarakat langsung sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah," kata Thoriq.

Baca juga: Minyak Goreng di Malang Masih Langka, Aprindo: Masyarakat Panic Buying

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com