Salin Artikel

Cerita Warga Rela Antri Berjam-jam Demi Minyak Goreng Murah: Harga di Pasar Selisih Jauh

LUMAJANG, KOMPAS.com - Ratusan warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, rela antri berdesakan demi mendapatkan jatah minyak goreng murah dalam operasi pasar oleh Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur, Jumat (11/2/2022).

Pada operasi pasar yang berlansung di Gedung Bapenda Lumajang itu, minyak goreng kemasan dijual seharga Rp 25.000 per 2 liter.

Mariati (53), warga Jogoyudan mengaku antri berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng murah. Sebab, harga di pasar jauh lebih mahal, yakni Rp 23.000 per liter.

"Mulai dari jam 11 tadi antri. Di pasar harganya selisih jauh," kata Mariati di sela-sela mengantri mendapatkan minyak goreng.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada masalah pada mata rantai distribusi minyak goreng di masyarakat sehingga harganya menjadi mahal dan stok kerap kosong.

Khofifah berulangkali menegaskan bahwa produksi minyak goreng di Jawa Timur surplus sebanyak 4.000 ton per bulan. Namun, persoalan harga minyak tak kunjung terselesaikan, meskipun pemerintah sudah menerapkan mekanisme satu harga.

Menurut Khofifah, produksi minyak goreng di Jawa Timur sebanyak 63.000 ton per bulan. Sementara, kebutuhan minyak goreng slot88 hanya 59.000 ton per bulan. Berdasarkan hitungan angka tersebut, Khofifah menyebutkan bahwa produksi minyak goreng masih surplus.

"Harusnya stok minyak goreng di Jawa Timur surplus 4.000 ton per bulan. Berarti terjadi missing link di sini (distribusi minyak goreng)," kata Khofifah dalam operasi pasar minyak goreng di Lumajang, Jumat.

Khofifah menambahkan, kelangkaan minyak goreng dan harganya yang mahal tidak hanya terjadi di Lumajang. Menurutnya, ritel modern di Pasuruan juga sudah mengalami kekosongan stok dalam tujuh hari terakhir. Sedangkan di pasar tradisional, harganya minyak goreng jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.

"Pasuruan sudah tujuh hari terakhir kosong di minimarket. Di pasar harganya terlampau tinggi dari HET yang ditetapkan," tambahnya.


Khofifah juga mengimbau kepada semua bupati dan wali kota se-Jawa Timur untuk melakukan operasi pasar.

"Jika semua bupati dan wali kota di Jawa Timur bersama-sama melakukan operasi pasar dengan harga HET, saya rasa kita bisa membantu meningkatkan daya beli masyarakat," kata Khofifah.

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menyampaikan akan segera mengambil tindakan tegas jika ditemukan ada yang sengaja menimbun minyak goreng.

"Kami sudah sampaikan kepada gubernur jika ada yang sengaja menimbun minyak goreng maka akan kami langsung ambil tindakan di lapangan," tegasnya.

Selain itu, Thoriq juga berkeinginan untuk turut andil menjadi penyedia minyak goreng melalui BUMD yang dijual langsung kepada masyarakat agar masalah kelangkaan minyak goreng bisa segera teratasi.

"Kalau diperkenankan kami melalui BUMD ikut menjadi penyedia minyak goreng yang dijual ke masyarakat langsung sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah," kata Thoriq.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/11/223853578/cerita-warga-rela-antri-berjam-jam-demi-minyak-goreng-murah-harga-di-pasar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com