"Dan juga masalah pasokan yang belum normal," ujar Darmawan.
Terutama untuk pasar tradisional, menurutnya memang membutuhkan perhatian ekstra.
Pengawasan terhadap sektor ini menurutnya cukup kompleks dibandingkan dengan ritel modern dan pasar swalayan.
Meski demikian, kata dia, mayoritas merek produsen minyak goreng di Kota Kediri sudah taat peraturan dengan menyesuaikan harga baru.
Sehingga dalam waktu dekat, kata dia, pasar akan sepenuhnya mengikuti harga baru sesuai HET yang ditentukan pemerintah.
"Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama stok akan kembali normal dengan harga sesuai HET Permendag," kata Salim.
Baca juga: Sejarah Kota Kediri, Daerah Terbesar Ketiga di Jatim yang Berjuluk Kota Tahu
Ada pun kebutuhan minyak goreng rata-rata untuk wilayah Kota Kediri sebanyak 236.986 liter per bulan.
"Itu berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Kota Kediri tahun 2019," jelas Salim.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang