Beberapa bantuan yang telah diberikan seperti obat-obatan dari Poliklinik UM, makan tiga kali sehari bagi mereka yang dirawat di lokasi isoter UM, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
"Kita menyediakan juga tenaga kesehatan yang diperlukan sewaktu-waktu memberikan bantuan treatment, termasuk misalnya nanti ada kasus yang berat maka juga kami siapkan mobilisasi ke rumah sakit rujukan," katanya.
Sedangkan untuk kegiatan perkuliahan akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi perkembangan kasus Covid-19 di masing-masing fakultas.
Namun pihaknya tidak merekomendasikan perkuliahan tata muka 100 persen bagi fakultas dengan kondisi berisiko tinggi.
"Apakah itu hybrid 50 persen 50 persen silahkan, tapi kita akan memberikan rekomendasi tidak secara (penuh) luring (luar jaringan)," katanya.
Baca juga: Hujan dan Angin Kencang di Kota Malang, 1 Mobil Tertimpa Pohon
Nantinya, untuk penetapan kegiatan perkuliahan, setiap fakultas melakukan koordinasi terlebih dahulu antara Satgas Covid-19 UM dengan pimpinan fakultas.
"Bagaimana langkah-langkah terbaiknya karena yang seperti kita lakukan sekarang ini perkuliahan yang kita rekomendasikan untuk dilakukan secara daring tidak berarti semua fakultas secara daring itu tidak," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan UM terkait adanya mahasiswa dan dosen yang terpapar Covid-19.
Dinkes Kota Malang akan meminta laporan terkini secara rutin.
"Tadi seluruhnya sekitar 28 sampai 30 orang, kita minta laporan untuk memastikan alamat-alamatnya. Kemudian koordinasi dengan puskesmas wilayah juga dilakukan untuk mengawasi," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang