Selain itu, para kader kesehatan juga melakukan surveilans (kegiatan pengamatan penyakit) berbasis masyarakat.
Apabila terdapat laporan yang terduga DBD di wilayahnya, maka akan langsung mengkoordinasikan dengan Puskesmas setempat.
"Keempat, kami melakukan penanggulangan secara tepat pada kasus konfirmasi DBD dengan menyediakan penyelidikan Epidemiologi, untuk memutus mata rantai penularan dalam waktu kurang dari 2x24 jam sejak laporan pertama," kata Eri.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini Kaitan Adopsi Spirit Doll dan Kesehatan Jiwa
Langkah terakhir, Eri menegaskan, bahwa secara rutin pihaknya telah membagikan Larvasida kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan jentik di tempat penampungan air yang sulit di kuras.
"Maka, ketika mengalami demam tinggi harus segera melakukan pemeriksaan dan jangan sampai terlambat. Sebab, kita sudah menyampaikan kepada semua Faskes untuk siap siaga," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.