Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberangi Sungai dan Sawah, Komplotan Pencuri Spesialis Ternak Jarah Ratusan Bebek Milik Joni

Kompas.com, 5 Januari 2022, 17:20 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Komplotan pencuri spesialis hewan ternak menjarah ratusan ekor bebek milik Joni (28), warga Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.

Joni mengetahui bebeknya raib saat hendak memberi makan ternaknya di kadang, Selasa (4/1/2022) pagi.

"Sekitar pukul lima pagi saya ke kandang mau kasih makan bebek, tapi kandang sudah kosong. Saya sudah curiga sebelumnya karena biasanya menjelang waktunya makan pagi mereka sudah ramai sekali," ujar Joni di rumahnya, Rabu (5/1/2022).

Menurut Joni, pencurian dilakukan saat orang di rumahnya telah tidur pada Selasa dini hari. Saat hendak tidur, Joni masih mendengar suara bebek di kandang.

Joni menambahkan, dari sekitar 400 ekor bebek yang dimiliki, tersisa 50 unggas yang tidak produktif bertelur.

"Jadi yang mereka curi sekitar 350 ekor bebek yang semuanya masih produktif," ujarnya.

Baca juga: Warga Tutup Akses Menuju Pabrik Gula di Blitar, Minta Jalan yang Rusak Parah Diperbaiki

Kata Joni, ratusan bebek yang dibawa kabur pencuri bernilai sekitar Rp 25 juta.

Spesialis pencuri bebek

Joni heran, tak ada suara berisik saat ratusan bebek miliknya digasak pencuri. Padahal, biasanya bebek mengeluarkan suara keras, apalagi jika jumlahnya ratusan ekor.

"Saya atau istri saya kok ya tidak dengar dan terbangun," ujarnya.

Joni yakin kawanan pencuri adalah para spesialis pencuri hewan ternak yang tahu cara memegang hewan ternak dengan baik.

Terlebih, kata dia, para pencuri harus berpindah dari satu kandang ke kandang lain karena bebek-bebek itu diletakkan di empat kandang meskipun jarak antar kandang berdekatan.

Seberangi sungai dan sawah

Jalan di depan rumah Joni berukuran sempit dan tidak mungkin dilewati kendaraan roda empat. Padahal, untuk membawa ratusan ekor bebek para pencuri harus menggunakan mobil pikap.

Rupanya para pencuri memarkir kendaraannya di jalan raya di belakang rumah Joni yang jaraknya sekitar 300 meter.

Dan untuk sampai di rumah Joni dan kandang bebek tersebut, para pencuri harus melewati pematang sawah dan menyeberangi sungai selebar enam meter.

Para pencuri, kata Joni, memunguti bambu dari samping rumahnya untuk digunakan sebagai jembatan penyeberangan saat melewati sungai tersebut.

Baca juga: Kendarai Motor Sambil Bercanda, Pelajar SMP di Blitar Tabrak Seorang Nenek hingga Tewas

"Saya yakin mereka merencanakan pencurian ini sebelumnya. Pencuriannya terlihat rapi dan berlangsung cepat," kata Joni.

Ditemui di lokasi kejadian sehari sebelumnya, Kapolsek Kesamben AKP Eko Sujoko mengatakan, polisi menduga komplotan pencuri spesialis hewan ternak itu sudah beroperasi di wilayah Kesamben dan sekitarnya beberapa bulan terakhir.

"Sebelum ini sudah ada kejadian pencurian bebek sebanyak tiga kali," ujarnya.

Eko mengakui pihaknya belum dapat mengungkap tiga kasus pencurian bebek tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau