Salin Artikel

Seberangi Sungai dan Sawah, Komplotan Pencuri Spesialis Ternak Jarah Ratusan Bebek Milik Joni

Joni mengetahui bebeknya raib saat hendak memberi makan ternaknya di kadang, Selasa (4/1/2022) pagi.

"Sekitar pukul lima pagi saya ke kandang mau kasih makan bebek, tapi kandang sudah kosong. Saya sudah curiga sebelumnya karena biasanya menjelang waktunya makan pagi mereka sudah ramai sekali," ujar Joni di rumahnya, Rabu (5/1/2022).

Menurut Joni, pencurian dilakukan saat orang di rumahnya telah tidur pada Selasa dini hari. Saat hendak tidur, Joni masih mendengar suara bebek di kandang.

Joni menambahkan, dari sekitar 400 ekor bebek yang dimiliki, tersisa 50 unggas yang tidak produktif bertelur.

"Jadi yang mereka curi sekitar 350 ekor bebek yang semuanya masih produktif," ujarnya.

Kata Joni, ratusan bebek yang dibawa kabur pencuri bernilai sekitar Rp 25 juta.

Spesialis pencuri bebek

Joni heran, tak ada suara berisik saat ratusan bebek miliknya digasak pencuri. Padahal, biasanya bebek mengeluarkan suara keras, apalagi jika jumlahnya ratusan ekor.

"Saya atau istri saya kok ya tidak dengar dan terbangun," ujarnya.

Joni yakin kawanan pencuri adalah para spesialis pencuri hewan ternak yang tahu cara memegang hewan ternak dengan baik.

Terlebih, kata dia, para pencuri harus berpindah dari satu kandang ke kandang lain karena bebek-bebek itu diletakkan di empat kandang meskipun jarak antar kandang berdekatan.


Seberangi sungai dan sawah

Jalan di depan rumah Joni berukuran sempit dan tidak mungkin dilewati kendaraan roda empat. Padahal, untuk membawa ratusan ekor bebek para pencuri harus menggunakan mobil pikap.

Rupanya para pencuri memarkir kendaraannya di jalan raya di belakang rumah Joni yang jaraknya sekitar 300 meter.

Dan untuk sampai di rumah Joni dan kandang bebek tersebut, para pencuri harus melewati pematang sawah dan menyeberangi sungai selebar enam meter.

Para pencuri, kata Joni, memunguti bambu dari samping rumahnya untuk digunakan sebagai jembatan penyeberangan saat melewati sungai tersebut.

"Saya yakin mereka merencanakan pencurian ini sebelumnya. Pencuriannya terlihat rapi dan berlangsung cepat," kata Joni.

Ditemui di lokasi kejadian sehari sebelumnya, Kapolsek Kesamben AKP Eko Sujoko mengatakan, polisi menduga komplotan pencuri spesialis hewan ternak itu sudah beroperasi di wilayah Kesamben dan sekitarnya beberapa bulan terakhir.

"Sebelum ini sudah ada kejadian pencurian bebek sebanyak tiga kali," ujarnya.

Eko mengakui pihaknya belum dapat mengungkap tiga kasus pencurian bebek tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/05/172036078/seberangi-sungai-dan-sawah-komplotan-pencuri-spesialis-ternak-jarah-ratusan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com