Protokol kesehatan yang dilakukan amat ketat, mulai disemprot cairan disinfektan, cuci tangan hingga scan barcode aplikasi peduli lindungi.
Kemudian mengambil nomor antrian serta formulir yang disediakan oleh pihak Polrestabes Surabaya.
Setelah itu, siswa diminta menuju meja registrasi untuk melakukan pencocokan data NIK siswa yang diinput untuk mendapatkan e-tiket number yang diambil di meja berikutnya
"Untuk mendapatkan e-tiket number, sekaligus menyerahkan dokumen persyaratan seperti KK dan surat pernyataan dari orang tua. Disitu juga di screening awal terkait kesehatannya layak atau tidak untuk terus Vaksin," beber inge saat menyampaikan alurnya.
Baca juga: Anak Takut Disuntik, Seorang Perawat Suntikkan Sendiri Vaksin ke Anaknya
Setelah siswa tidak ada gejala baru yang dirasakan, langsung diantar petugas naik ke lantai tiga untuk langsung suntik vaksin.
Inge menyatakan bahwa kegiatan hari ini dia bekerja sama dengan pihak Polrestabes Surabaya sebanyak 12 orang petugas nakes dari kepolisian, 18 petugas IT yang diperbantukan.
"Kami mendukung program pemerintah perihal percepatan vaksin ini, dan semoga Surabaya terus berada di Zona Hijau. Agar siswa kami bisa PTM," tandas dia.
Sementara itu, Henry Dermawan Wakil ketua Yayasan Sarana Hubungan Harmonis Sejahtera (SHHS) yang menaungi lembaga tersebut menyampaikan vaksin anak dilakukan untuk persiapan lembaganya agar segera bisa PTM.
"Syarat PTM adalah vaksin, setelah tenaga pengajar dan seluruh karyawan disini kami vaksin sekarang siswa kami. Ketika pemerintah Kota Surabaya menguatkan PTM. Maka kami sudah siap," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.